Puluhan pertemuan tersebut berlangsung dalam skema bilateral dan pull-aside, dengan tiga di antaranya bersifat bilateral penuh.
"Kita gunakan pertemuan-pertemuan ini untuk mendapatkan dukungan bagi keanggotaan Indonesia di Dewan HAM dan di OECD. Dan dari semua yang kita temui, responnya untuk kedua kandidasi itu sangat positif," ucap Menlu Retno.
Dalam pertemuan bilateral dengan Inggris di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB, Indonesia melakukan tukar pikiran mengenai bagaimana memperkuat hubungan kedua negara. Indonesia-Inggris juga menanyakan perihal hasil KTT ASEAN, terutama terkait isu Myanmar.
Di akhir pembicaraan, Inggris mengundang Menlu Retno untuk melakukan kunjungan dan konsultasi penuh dengan Menlu Inggris di awal tahun depan.
Dengan Jerman, Menlu Retno membahas rencana kunjungan Kanselir Olaf Scholz ke Indonesia. Waktu kunjungan belum dapat dipastikan, namun Indonesia dan Jerman sama-sama sudah mulai mempersiapkan lawatan kenegaraan tersebut.
November mendatang, Menlu Retno berencana mengunjungi Jerman untuk membicarakan persiapan kunjungan Kanselir Scholz ke Indonesia.
Japan-ASEAN Summit
Sementara dengan Jepang, Indonesia membahas persiapan Japan-ASEAN Summit yang akan dilakukan di Tokyo pada Desember mendatang. Indonesia-Jepang juga bersepakat untuk mempercepat finalisasi negosiasi Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement."Hal ini sudah dibahas juga oleh Presiden (Joko Widodo) dan Perdana Menteri (Fumio Kishida), dan diharapkan negosiasinya akan selesai pada Desember di saat kita akan melakukan ASEAN-Japan Summit," tutur Menlu Retno.
Sebelumnya pada Senin lalu, Menlu Retno telah melakukan 11 pertemuan bilateral. Pertemuan dalam skema bilateral penuh dilakukan Menlu Retno dengan Menlu Palau, Menlu Slovakia, petinggi urusan kemanusiaan PBB Martin Griffith, anggota Kongres Amerika Serikat Eric Swalweel, dan Perdana Menteri serta Menlu Saint Lucia.
Sementara pertemuan dengan skema pull-aside dilakukan Menlu Retno dengan Menteri dari Maldives, Palestina, Deputi Menlu Thailand, Presiden Timor Leste, Menlu Republik Kongo, dan juga Deputi Perdana Menteri Kazakhstan.
Baca juga: RI Terima 80 Permintaan Bilateral di PBB, Menlu: Kita Lihat Apakah Memungkinkan
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id