Ratzinger adalah paus Jerman pertama dalam beberapa abad, paus non-Italia kedua berturut-turut dan paus tertua yang terpilih sejak Clement XII pada 1730, menurut catatan gereja. Ia terpilih dalam empat pemungutan suara, yang dianggap relatif cepat bagi Gereja.
Selama hampir delapan tahun sebagai paus, Gereja Katolik menjadi sasaran beberapa skandal besar, termasuk seputar pelecehan seksual yang melibatkan pendeta.
Beberapa pengamat Vatikan menganggap rentetan skandal tersebut sebagai krisis terbesar yang dihadapi Gereja Katolik sejak era Reformasi. Pertama sebagai kardinal dalam jabatan doktrinalnya di Vatikan dan kemudian sebagai Paus, Benediktus XVI bertindak untuk mengembangkan tanggapan gereja bersatu untuk menghentikan krisis pelecehan sekssual yang semakin meningkat di kalangan pemuka agama.
Benediktus XVI menegaskan kembali posisi konservatif tradisional Gereja mengenai isu-isu doktrin penting seperti aborsi, kontrasepsi, homoseksualitas, eutanasia, dan imamat (priesthood).
Pada 2006, Benediktux XVI pernah membuat marah sebagian Muslim lewat pidatonya di Regensberg, Jerman, yang ditafsirkan beberapa pihak sebagai retorika anti-Islam. Setelah itu, ia bekerja keras untuk memulihkan hubungan dan membangun lebih banyak jembatan antara kedua agama.
Banyak umat Katolik mencintai dan menghormati Benediktus XVI hingga kematiannya. Penggantinya, Paus Fransiskus, sering berbicara dengan penuh kasih tentang pendahulunya. Dalam perjalanan ke Malta pada April 2022, Fransiskus menggambarkan Benediktus XVI sebagai seorang “nabi” karena meramalkan bahwa gereja Katolik di masa depan akan menjadi "lebih kecil" tapi juga lebih "spiritual, lebih miskin dan tidak terlalu politis."
Baca: Paus Emeritus Benediktus XVI Meninggal Dunia di Usia 95 tahun
Rambut Benediktus yang seputih salju, cara bicaranya yang lembut, dan kecintaannya kepada kucing serta musik klasik -- terutama piano -- membuatnya disukai banyak orang.
Meski kepausannya relatif singkat, Benediktus XVI telah melakukan 24 perjalanan ke luar negeri, mengunjungi setiap benua yang berpenghuni. Kunjungan pertamanya adalah pada Agustus 2005 ke Cologne, negara asalnya Jerman, untuk Hari Orang Muda Sedunia ke-20 Gereja Katolik. Setelah itu, ia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) pada tahun 2008, di mana dirinya menyampaikan pidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Seorang penulis produktif sepanjang hidupnya, ia pernah menulis pidato, ensiklik, nasihat dan biografi tiga buku, "Yesus dari Nazaret," saat menjadi paus.
Ia membeatifikasi 322 orang dan mengkanonisasi 45 orang, termasuk dua warga Amerika: Kateri Tekakwitha, santo penduduk asli Amerika pertama, dan Marianne Cope, yang menghabiskan 30 tahun terakhir hidupnya melayani orang sakit di Pulau Molokai, Hawaii.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News