Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut aksi penikaman ini sebagai aksi terorisme.
"Dalam perang melawan terorisme, kami tidak akan pernah menyerah," ujar Macron, dilansir dari laman Independent pada Sabtu, 24 April 2021. Ia mengidentifikasi korban sebagai seorang polwan bernama Stephanie.
Menurut keterangan seorang sumber dari kepolisian, serangan terjadi di pintu masuk sebuah kantor polisi di kota Rambouillet sekitar pukul 14.20.
Unit anti-teror kepolisian Prancis mengaku sudah memulai investigasi kasus penusukan tersebut. Jean-Francois Ricard, jaksa anti-teror Prancis, memimpin jalannya investigasi.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex dan Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin bertolak menuju lokasi kejadian. "Prancis telah kehilangan salah satu pahlawan dalam sebuah serangan barbar pengecut," ungkap Castex.
Baca: UE Tegaskan Perang Melawan Terorisme Tak Ditujukan kepada Agama
Beberapa sumber dari investigasi menyebutkan bahwa pelaku adalah pria 36 tahun asal Tunisia yang tidak ada dalam data agensi keamanan Prancis.
"Mereka (para pelaku teror) mencoba menggoyang stabilitas negara dengan menyerang polisi," tutur Valerie Pecresse, Presiden kawasan Ile-de-France.
"Polisi adalah simbol republik. Mereka adalah Prancis," sambungnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Prancis dilanda serangkaian serangan teror yang telah menewaskan ratusan orang. Rentetan teror ini terjadi usai kantor majalah Charlie Hebdo diserang pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News