Pemandangan salah satu sudut kota Paris, Prancis. (AFP)
Pemandangan salah satu sudut kota Paris, Prancis. (AFP)

Prancis Kecam Seruan Boikot Terkait Pernyataan Macron

Willy Haryono • 26 Oktober 2020 10:44
Paris: Prancis mendesak negara-negara Arab untuk menghentikan seruan boikot terhadap prodok-produk Paris. Boikot diserukan beberapa negara terkait pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenai dunia Muslim dan Islam.
 
Macron dikecam sejumlah pihak terkait karikatur Nabi Muhammad buatan majalah Charlie Hebdo, yang juga berkaitan dengan pemenggalan seorang guru oleh pengungsi Chechnya di Paris.
 
Guru bernama Samuel Paty dipenggal usai memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad dalam sebuah pelajaran di kelas. Macron menyebut karikatur tersebut merupakan bagian dari "kebebasan berekspresi" di Prancis, dan melabeli pemenggalan terhadap Paty sebagai "serangan teror Islamis."

Usai pernyataan Macron, produk-produk buatan Prancis ditarik dari sejumlah toko di Kuwait, Yordania, dan juga Qatar. Kementerian Luar Negeri Prancis menegaskan, seruan boikot ini "tidak berdasar" dan hanya disuarakan oleh "sekelompok kecil minoritas radikal."
 
Aksi protes mengecam pernyataan Macron juga terlihat di Libya, Suriah, dan Jalur Gaza.
 
Merespons seruan boikot, Macron memperkuat posisinya dalam mempertahankan nilai-nilai kebebasan di Prancis. "Kami tidak akan pernah menyerah," tulis Macron di Twitter, dikutip dari laman BBC pada Senin, 26 Oktober 2020.
 
Pemimpin politik di Turki dan Pakistan bersama-sama mengecam Macron. Kedua negara menuduh Macron tidak menghormati "kebebasan beragama" dan mengganggu kehidupan jutaan Muslim di Prancis.
 
Akhir pekan kemarin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerang Macron, dengan mengatakan bahwa orang nomor satu di Prancis itu harus menjalani "pemeriksaan mental" atas sikapnya terhadap Muslim dan Islam.
 
Ia juga menyerukan agar negara-negara mayoritas Muslim melakukan boikot terhadap produk Prancis.
 
Komentar Erdogan membuat Prancis geram, yang langsung menarik duta besarnya dari Ankara untuk keperluan "konsultasi" dengan Macron.
 
Baca:  Erdogan Sebut Macron Butuh Pemeriksaan Mental
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan