Pasukan Rusia patroli di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: AFP
Pasukan Rusia patroli di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: AFP

300 Ribu Tentara Cadangan Rusia Dimobilisasi, Pentagon: Perburuk Situasi Ukraina

Medcom • 23 September 2022 19:03
Washington: Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan bahwa mobilisasi 300 ribu tentara cadangan yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin bisa saja untuk memperburuk situasi saat ini. 
 
Putin memang telah memanggil 300 ribu tentara cadangan Rusia untuk dikerahkan dalam di Ukraina. Tidak hanya itu, dirinya juga secara tidak langsung mengguncangkan nuklir miliknya hingga bergetar.
 
Aksinya ini dilakukan untuk membalas serangan balasan yang dilakukan terlebih dulu oleh Ukraina. Serangan balasan Ukraina sendiri telah berhasil mendorong mundur pasukan Rusia dari Kharkiv dan membebaskan lebih dari 3 ribu kilometer persegi wilayah Ukraina yang sempat diduduki oleh Rusia. 

Pada Agustus lalu, Kepala Kebijakan DOD (Department of Defense atau Departemen Pertahanan), Colin Kahl mengatakan bahwa Rusia telah kehilangan antara 50 ribu dan 70 ribu anggota layanan dalam perangnya di Ukraina.
 
“Mobilisasi Putin akan dilakukan terutama pada tentara cadangan atau anggota militer Rusia yang telah pensiun,” ujar Ryder, seperti yang dikutip dalam laman Eurasia Review, pada Jumat, 23 September 2022.
 
Mobilisasi ini sendiri bukan seperti formasi cadangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Bagian cadangan di militer Amerika Serikat adalah mereka yang sudah dilatih dan siap untuk langsung bergerak, bahkan dalam hitungan jam, hari atau waktu, sesuai kebutuhan. 
 
“Dalam model Rusia, orang-orang ini adalah mereka yang telah menyelesaikan tanggung jawab pelayanan dan dipanggil untuk kembali ke sana. Pada penilaian kami, akan butuh waktu bagi Rusia untuk melatih, mempersiapkan dan melengkapi pasukan ini,” tambah Ryder.
 
Sementara itu, tindakan Rusia pada perang di Ukraina menunjukkan perintah yang buruk dan masalah pengendalian serta gangguan logistik sejak invasi dimulai pada 24 Februari. 
 
Masalah-masalah tersebut belum dipecahkan dan telah mengambil bagian dalam kegagalan dari operasi yang dilakukan oleh Rusia untuk mengambil ibukota Ukraina yaitu Kyiv pada Maret serta ketidakmampuan Rusia untuk membuat kemajuan pada wilayah Donbas pada April.
 
“Mobilisasi ini mungkin mengatasi masalah tenaga kerja untuk Rusia. Namun yang masih tidak jelas apakah hal itu dapat mengatasi masalah perintah dan kontrol secara signifikan, logistik, keberlanjutan, dan yang terpenting adalah isu moral yang kita lihat dialami oleh pasukan Rusia di Ukraina,” ujar Ryder.
 
Jika Rusia tidak dapat memimpin, mempertahankan dan melengkapi sekitar kurang lebih 100 ribu tentara yang mereka punya di Ukraina, menambah 300 ribu tentara lagi ke dalam sana tentu saja tidak akan membuat situasi membaik.
 
“Jika kalian menghadapi tantangan yang signifikan dan belum menyelesaikan beberapa isu strategi yang sistemik yang membuat kekuatan militer apapun dalam skala besar menjadi mampu, maka tidak ada hal apapun yang menunjukkan hal itu menjadi lebih mudah dengan menambahkan lebih banyak variabel ke dalam persamaan,” lanjut Ryder.
 
Untuk saat ini, Amerika Serikat dan sekutunya akan melanjutkan percakapan terbuka dan keras dengan sekutu dari Ukraina untuk mengetahui apa yang negara mereka butuhkan.
 
“Saya tidak melihat percakapan itu dipengaruhi oleh situasi (dengan mobilisasi). Saya pikir penting untuk memberikan sedikit konteks. Jika kita mundur sedikit ke masa lalu, Rusia menginvasi Ukraina dan berusaha menambahkan seluruh Ukraina ke Rusia,” ujar sang jenderal. 
 
“Mereka gagal dalam tujuan strategis tersebut, jadi mereka memperkecil jangkauan dari tujuan operasional mereka. Bahkan mereka (tujuan) yang tidak berjalan dengan baik dikarenakan serangan balik dari Ukraina dan isu yang telah saya soroti dalam hal logistik dan keberlanjutan,” lanjutnya.  
 
Sementara itu, diketahui Putin telah membuat pengumuman tentang mobilisasi serta menjadwalkan referendum palsu di daerah-daerah yang dikuasai Donbas atau ancaman tentang menyerang wilayah.
 
“Itu tidak mengubah fakta operasional di lapangan, yaitu bahwa Ukraina akan terus berjuang untuk negara mereka. Militer Rusia sedang menghadapi beberapa tantangan signifikan di lapangan dan komunitas internasional akan mendukung Ukraina saat mereka berjuang untuk mempertahankan negara mereka dari invasi,” pungkas Ryder. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan