Perkembangan mengejutkan ini terjadi di tengah situasi Zaporizhzhia yang relatif tenang belakangan ini. Menurut keterangan IAEA, lebih dari 12 ledakan mengguncang area dekat dan di area PLTN Zaporizhzhia pada Sabtu malam dan Minggu pagi.
Kepala IAEA Rafael Grossi menyebut pengeboman itu sebagai sesuatu yang "sangat mengganggu."
"Ledakan terjadi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir utama. Ini sama sekali tidak dapat diterima," kata Grossi, dikutip dari laman New York Post.
"Siapa pun yang berada di balik ini, harus segera dihentikan. Seperti yang telah saya katakan berkali-kali sebelumnya, Anda jangan bermain dengan api!" sambungnya.
Beberapa bangunan, sistem dan peralatan di PLTN Zaporizhzhia rusak, tetapi tidak akan terlalu berpengaruh terhadap keselamatan di keseluruhan kompleks, menurut IAEA.
Baik Ukraina maupun RUsia saling menyalahkan atas pengeboman di dekat PLTN Zaporizhzhia.
Pasukan Rusia mengambil alih PLTN Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, di awal invasi Moskow ke Ukraina pada Februari lalu.
Operator tenaga nuklir negara Ukraina, Energoatom, menyalahkan pasukan Rusia atas pengeboman terbaru. Energoatom mengatakan, pengeboman tersebut konsisten dengan strategi Kremlin "untuk merusak atau menghancurkan sebanyak mungkin infrastruktur energi Ukraina."
Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov bersikeras bahwa pasukan Ukraina mengeboman PLTN Zaporizhzhia sebanyak dua kali pada Minggu. Dua serangan itu disebut RUsia menghantam area dekat saluran listrik yang memasok listrik ke kompleks PLTN Zaporizhzhia.
PLTN Zaporizhzhia memasok sekitar seperlima listrik di Ukraina sebelum invasi Rusia.
Baca: Macron Minta Putin Tarik Pasukan Rusia dari PLTN Zaporizhzhia
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
