"Dalam beberapa hari terakhir, kita semua mendengar klaim absurd mengenai laboratorium senjata kimia dan biologi (di Ukraina)," kata Stoltenberg dalam wawancara bersama surat kabar Jerman, Welt am Sonntag.
Ia menilai klaim tersebut merupakan upaya Rusia dalam menciptakan alasan palsu untuk menjustifikasi sesuatu yang sebenarnya tidak dapat dijustifikasi.
"Sekarang klaim-klaim palsu ini telah dibuat, dan kita harus tetap waspada karena bisa saja Rusia merencanakan operasi senjata kimia di tengah kebohongan. Hal itu dapat menjadi sebuah kejahatan perang," tegas Stoltenberg, dilansir dari TRT World, Minggu, 13 Maret 2022.
Ia mengatakan meski masyarakat Ukraina memberikan perlawanan sengit kepada pasukan Rusia dengan penuh keberanian, beberapa hari ke depan kemungkinan akan memasuki masa-masa sulit.
Pernyataan tersebut merujuk pada pasukan Rusia yang terus bergerak menuju Kiev, ibu kota Ukraina. Konvoi tank Rusia yang sempat terhenti kini terpantau mulai bergerak melalui area-area hutan.
Sementara itu di Kiev, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kesediaan untuk bertemu langsung Presiden Rusia Vladimir Putin di Israel. Kesediaan itu disampaikan Zelensky usai berbicara dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Bennett pernah mengunjungi Moskow untuk bertemu Putin, dan juga beberapa kali berbicara dengan Zelensky serta pemimpin Prancis dan Jerman dalam upaya membantu mengakhiri peperangan di Ukraina.
Zelensky mengatakan Bennett telah menginformasikan sejumlah hal terkait dengan pertemuannya dengan Vladimir Putin di Moskow, meski ada beberapa detail yang tidak bisa disampaikan. Selama ini, Putin telah mengabaikan beberapa permintaan dialog dari Zelensky.
Baca: Zelensky Siap Berdialog dengan Putin di Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News