Perusahaan setuju untuk memberikan dosis tambahan vaksin virus korona pada akhir Juli. Kesepakatan ini membantu mengatasi kekurangan yang membayangi.
Pemerintahan Trump dan Pfizer mengumumkan kesepakatan pada Rabu 23 Desember 2020. Melalui perjanjian terbaru ini, ditambah dengan pesanan vaksin lain dengan Moderna, membuat AS sekarang memiliki 400 juta dosis. Angka itu memungkinkan AS untuk mengimunisasi 200 juta orang dengan dua suntikan.
AS dan negara-negara lain juga mengharapkan lebih banyak vaksin untuk disetujui, dengan produk dari Johnson & Johnson dan AstraZeneca berpotensi menjadi produk berikutnya.
Terkait dengan perjanjian baru, Pfizer akan memberikan tambahan 70 juta dosis pada akhir Juni dan 30 juta lagi pada akhir Juli. Itu menggandakan pengiriman yang dijanjikan dalam kontrak awal.
“Pemerintah AS akan membayar USD1,95 miliar (Rp27,6 triliun) untuk pesanan kedua, atau USD19,50 (Rp276 ribu) per dosis,” menurut pernyataan dari Pfizer, seperti dikutip The New York Times, Kamis 24 Desember 2020.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, pemerintah setuju untuk menerapkan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk membantu Pfizer mendapatkan akses yang lebih baik, kepada sembilan produk khusus yang dibutuhkan untuk membuat vaksin. Di bawah undang-undang yang dibuat pada era Perang Korea itu, pemerintah dapat mengamankan pasokan penting lebih cepat dengan menetapkan peringkat prioritas pada kontrak. Undang-undang ini memaksa pemasok untuk meningkatkan pesanan dari kontraktor lebih cepat.
“Janji pemerintah untuk membebaskan pasokan tidak disebutkan dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Pfizer atau pemerintah, tetapi sangat penting untuk kesepakatan tersebut,” menurut pihak yang mengetahui negosiasi tersebut.
Namun ada suara lain yang mengatakan bahwa memprioritaskan Pfizer dapat menekan rantai pasokan. Kondisi ini bisa menghalangi pembuat vaksin lain yang didukung Pemerintah AS melalui program pengembangan vaksinnya, yang disebut Operation Warp Speed.
Perjanjian baru dengan Pfizer mencakup opsi di mana pemerintah dapat membeli 400 juta dosis tambahan. Tetapi kondisi untuk menggunakan opsi tersebut tidak jelas. Kontrak sebelumnya dari Juli memberi Pfizer kemampuan untuk ‘secara wajar’ menolak permintaan pemerintah federal untuk dosis lebih.
Pemerintahan Trump telah bernegosiasi dengan Pfizer untuk dosis tambahan selama lebih dari sebulan. Di antara kendala tersebut adalah komitmen Pfizer kepada negara lain yang telah bergerak lebih cepat daripada Amerika Serikat untuk mengunci pesanan dalam jumlah besar.
Pejabat federal termasuk Menteri Kesehatan Alex M. Azar telah berulang kali mengatakan bahwa pemerintah telah menjaminkan janji akan dosis yang cukup untuk mencakup semua orang Amerika yang ingin divaksinasi pada bulan Juni. Tetapi bahkan dengan kontrak baru Pfizer, pemerintah masih memiliki dosis bagi sekitar 60 juta orang Amerika yang memenuhi syarat untuk diinokulasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News