Direktur Jenderal WHO menyayangkan adanya sejumlah negara yang tidak menjadikan tes korona sebagai salah satu prioritas utama.
"Kami tidak melihat adanya lonjakan signifikan dalam hal tes, isolasi, dan pelacakan kontak. Padahal ketiga hal tersebut merupakan tulang punggung dari respons (menghadapi covid-19)," tegas Tedros, seperti dilansir dari Guardian.
Ia menegaskan bahwa cara paling efektif dalam mencegah infeksi covid-19 dan menyelamatkan banyak nyawa adalah dengan "memutus rantai penularan." Untuk melakukan hal tersebut, lanjut Tedros, negara-negara harus memperbanyak tes korona dan juga isolasi.
"Anda tidak dapat memadamkan api dengan mata tertutup, dan kita juga tidak bisa melawan pandemi ini jika tidak tahu siapa-siapa saja yang terinfeksi," ungkap Tedros.
"Kami memiliki satu pesan sederhana untuk semua negara. Tes, tes, tes. Tolong tes semua kasus terduga korona," pungkasnya.
Data terbaru Universitas Johns Hopkins per hari ini, Selasa 17 Maret 2020, mencatat total kasus covid-19 di kancah global telah melampaui 181 ribu, dengan lebih dari 7.100 kematian. Sementara jumlah pasien sembuhnya telah mencapai 78.088.
Lonjakan kasus dan kematian kini didominasi negara-negara Eropa, setelah covid-19 pertama kali muncul di Tiongkok pada akhir 2019. WHO mengatakan Eropa kini telah menjadi pusat pandemi.
Italia, Spanyol, Prancis, dan Jerman menjadi empat negara Eropa yang terkena dampak terparah korona. Senin kemarin, gabungan jumlah kasus dan kematian covid-19 di banyak negara untuk kali pertama telah melampaui Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News