Dilansir dari The Hill, UNICEF memperingatkan bahwa tingginya angka pengungsi anak-anak Ukraina diiring risiko terjadinya perdagangan manusia, karena sindikat semacam itu sering memanfaatkan kekacauan di suatu negara.
Risiko perdagangan manusia semakin tinggi karena lebih dari 500 anak-anak telah melarikan diri dari Ukraina tanpa didampingi siapa pun. UNICEF khawatir angka sebenarnya dari anak yang tidak didampingi itu lebih tinggi lagi.
Banyaknya anak-anak yang tidak didampingi terjadi karena sebagian besar pria Ukraina dilarang meninggalkan negara di bawah aturan darurat militer.
"Perang di Ukraina memicu gelombang pengungsian, sebuah kondisi yang dapat berujung pada lonjakan perdagangan manusia dan krisis akut perlindungan anak," kata Afshan Khan, Direktur Regional UNICEF untuk Eropa dan Asia Tengah.
"Anak-anak telantar sangat rentan terpisah dari keluarga mereka, dieksploitasi dan diperdagangkan. Mereka membutuhkan negara-negara di kawasan untuk mengambil tindakan dan melindungi mereka semua," sambungnya.
UNICEF mendorong negara-negara dan organisasi di luar sana untuk membentuk area "Titik Biru" yang dapat memberikan informasi atau memberikan layanan darurat bagi para pengungsi Ukraina, terutama perempuan dan anak-anak.
Polandia sudah memiliki 34 "Titik Biru" di tengah terus masuknya gelombang pengungsi Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu krisis keimigrasian terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Baca: Lebih dari 2 Juta Orang Telah Mengungsi dari Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id