Dilansir dari laman Xinhua, Selasa 15 September 2020, ketiga korban terdiri dari seorang perempuan dan dua anak-anak.
Upaya pencarian sisa korban dilakukan oleh penjaga pantai, satu kapal frigat Angkatan Laut, satu helikopter Angkatan Udara, dan beberapa kapal yang sedang berlayar di sekitar lokasi.
Kondisi angin kencang sempat menghambat upya pencarian. Kewarganegaraan ketiga korban dan mereka yang diselamatkan belum diketahui.
Sejak 2015, lebih dari satu juta orang telah mempertaruhkan nyawa mereka dalam melintasi lautan demi mencapai Yunani. Sebagian besar dari mereka adalah imigran dan pengungsi yang melarikan diri dari zona konflik dan kemiskinan ekstrem.
Ratusan imigran, pengungsi, dan pencari suaka itu banyak yang meninggal di tengah laut. Sebagian besar penyebabnya adalah kondisi kapal yang tidak laik berlayar serta kelebihan muatan.
Lebih dari 74.500 imigran dan pengungsi bertolak menuju Yunani pada 2019. Menurut data agensi pengungsian PBB (UNHCR), sebagian besar dari mereka pergi menuju Yunani melalui jalur laut Mediterania.
Saat ini, ada sekitar 100 ribu pencari suaka yang terdampak di Yunani. Mereka tidak bisa masuk usai adanya penutupan perbatasan di sepanjang rute Balkan pada 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News