Presiden Rusia Vladimir Putin berencana lanjutkan uji coba nuklir. (AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin berencana lanjutkan uji coba nuklir. (AFP)

Duh, Putin Isyaratkan Bakal Lanjutkan Uji Coba Nuklir

Marcheilla Ariesta • 06 Oktober 2023 14:32
Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan kemungkinan negaranya akan melanjutkan uji coba nuklir untuk kali pertama dalam tiga dekade terakhir. Hal ini kemungkinan akan menarik ratifikasi perjanjian larangan uji coba nuklir.
 
Ia menambahkan, Moskow telah berhasil menguji coba rudal jelajah tengah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir, Burevestnik, dan menyebut kemampuannya tidak tertandingi.
 
Pemimpin Kremlin mengatakan, tidak perlu mengubah doktrin nuklir Rusia, karena setiap serangan terhadap Rusia akan memicu respons sepersekian detik dengan ratusan rudal nuklir sehingga tidak ada musuh yang dapat bertahan.

"Apakah kita perlu mengubah hal ini? Dan mengapa? Segalanya bisa diubah tapi saya tidak melihat perlunya hal itu," kata Putin mengenai doktrin nuklir kebijakan Kremlin, dilansir dari AFP, Jumat, 6 Oktober 2023.
 
Menurutnya, keberadaan Rusia tidak terancam.
 
"Saya pikir tidak ada orang yang berakal sehat dan memiliki ingatan jernih akan berpikir untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Rusia," ucapnya.
 
"Saya mendengar seruan untuk mulai menguji senjata nuklir, untuk kembali melakukan pengujian," tambah dia.
 
Dia mencatat bahwa Amerika Serikat telah menandatangani Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif tetapi belum meratifikasinya, sementara Rusia telah menandatangani dan meratifikasinya.
 
"Saya belum siap untuk mengatakan apakah kita benar-benar perlu melakukan uji coba atau tidak, namun secara teori mungkin kita akan berperilaku sama seperti Amerika Serikat," tutur Putin.
 
"Tapi ini pertanyaan para deputi Duma Negara (majelis rendah parlemen). Secara teori, ratifikasi ini bisa saja dicabut. Itu saja sudah cukup," imbuhnya.
 
Di dalam Rusia, beberapa pihak menyerukan agar Putin meledakkan bom nuklir untuk menunjukkan kepada Barat bahwa kesabaran Moskow atas dukungannya terhadap Ukraina dan keengganan untuk bernegosiasi sudah semakin menipis.
 
Baru-baru ini, Margarita Simonyan, pemimpin redaksi RT, menyarankan agar Rusia meledakkan bom nuklir di Siberia.
 
Dalam lima dekade antara tahun 1945 dan Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif tahun 1996, lebih dari 2.000 uji coba nuklir dilakukan, 1.032 di antaranya dilakukan oleh Amerika Serikat dan 715 di antaranya dilakukan oleh Uni Soviet, menurut PBB.
 
Uni Soviet terakhir kali melakukan tes pada tahun 1990. Amerika Serikat terakhir kali melakukan tes pada tahun 1992.
 
Dimulainya kembali uji coba nuklir oleh Rusia, Amerika Serikat atau keduanya akan sangat mengganggu stabilitas pada saat ketegangan antara kedua negara meningkat dibandingkan sebelumnya sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.
 
Baca juga: Putin Sebut Perang di Ukraina Jadi Bukti Barat Telah Kehilangan Akal
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan