Ratusan aktivis sayap kanan menggelar pawai di Paris, Prancis, Sabtu, 6 Mei 2023. (Emmanuel DUNAND / AFP)
Ratusan aktivis sayap kanan menggelar pawai di Paris, Prancis, Sabtu, 6 Mei 2023. (Emmanuel DUNAND / AFP)

Izinkan Demonstrasi Neo-Nazi, Polisi hingga Menteri Prancis Dikecam

Medcom • 09 Mei 2023 10:50
Paris: Kepolisian Paris dan Menteri Dalam Negeri Prancis mendapat kecaman publik karena mengizinkan sekitar 600 anggota neo-Nazi menggelar pawai di jalanan ibu kota pada akhir pekan lalu. Aksi unjuk rasa tahunan itu terjadi di saat pemerintah Prancis melarang demonstran memukul panci selama aksi berlangsung untuk mencegah pidato Presiden Emmanuel Macron terendam kebisingan.
 
Pawai yang diadakan di distrik kelas atas kota Paris pada Sabtu lalu itu menampilkan ratusan orang dari kelompok sayap kanan. Mereka berbaris sembari membawa bendera dan meneriakkan slogan memperingati kematian seorang aktivis sayap kanan, Sebastien Deyzieu, di tahun 1994.
 
Aksi protes tersebut diizinkan otoritas kota Paris. Petugas polisi terlihat berpatroli di sekitar area unjuk rasa.

Senator Partai Sosialis David Assouline meminta Mendagri Prancis Gerald Darmanin untuk "mengklarifikasi" izin pawai tersebut.
 
"Tidak dapat diterima untuk mengizinkan 500 neo-Nazi dan fasis berparade di jantung kota Paris. Organisasi mereka, tampilan ideologi, slogan, lambang mereka merupakan penghinaan terhadap orang mati sebagai hasutan kebencian rasial," tulis Assouline di Twitter, dikutip dari Malay Mail, Selasa, 9 Mei 2023.
 
Sementara itu, juru bicara Partai Komunis Ian Brossat melontarkan pernyataan bernada sarkasme bahwa, "panci jelas lebih berbahaya daripada sepatu bot."
 
Badan amal sayap kiri Attac juga mengkritik pawai tersebut. Ia menuliskan bahwa sayap kanan "menunjukkan kebencian mereka dengan impunitas total di pusat kota Paris, sedangkan negara tengah berusaha melarang aksi membenturkan panci."
 
Departemen kepolisian Paris angkat bicara terkait hal ini. Polisi menjelaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kekuatan hukum untuk mencegah terjadinya demonstrasi, kecuali jika memang "terbukti berisiko mengganggu ketertiban umum."
 
"Mengingat demonstrasi ini tidak menimbulkan masalah atau isu ketertiban umum dalam tahun-tahun sebelumnya, prefek Paris tidak dalam posisi mengambil langkah untuk melarangnya," kata pihak kepolisian Paris.

Larangan memukul panci

Demonstrasi memukul panci yang diadakan pada akhir pekan lalu telah dilarang digelar di sejumlah tempat. Salah satunya di sekitar Champs-Elysees di Paris. Pasalnya, Macron akan menghadiri upacara 8 Mei di sekitar wilayah tersebut, tepatnya di tugu peringatan perang Arc de Triomphe.
 
Polisi di kota timur Lyon juga melarang aksi demonstrasi diadakan di dekat tugu peringatan perang. Ini dikarenakan Macron hendak memberikan penghormatan kepada pahlawan perlawanan Prancis Jean Moulin.
 
Namun, CGT atau konfederasi serikat pekerja di Prancis yang juga melakukan demonstrasi pada pekan lalu justru mengatakan bahwa sebanyak 5.000 orang melakukan unjuk rasa dan memukul-mukul panci. Bahkan, para demonstran juga berbaris di luar batas keamanan yang diberlakukan selama kunjungan Macron ke Lyon. (Arfinna Erliencani)
 
Baca juga:  Ketahuan Jadi Anggota Neo-Nazi, Petugas Polisi London Dihukum
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan