“Para pengunjuk rasa yang menyerukan pembubaran pemerintah Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu dan kembalinya sandera dari Gaza menutup Jalan Ayalon sebagai bagian dari aksi protes,” kata saluran TV swasta Channel 12, seperti dikutip dari Anadolu, Minggu, 14 Januari 2024.
Aksi unjuk rasa yang berakhir penutupan jalan tersebut merupakan langkah tidak biasa. Sementara itu, sebanyak delapan warga Israel yang diduga ikut serta dalam aksi tersebut dilaporkan ditangkap oleh petugas kepolisian.
Baca juga: 100 Hari Perang Israel-Hamas, Netanyahu: Tak Ada yang Bisa Hentikan Kami |
Tak hanya di Tel Aviv, ratusan orang juga dilaporkan berdemonstrasi di kota Haifa untuk meminta hal yang sama. Para pengunjuk rasa menilai Benjamin Netanyahu telah gagal mengendalikan perang di Gaza.
Pasalnya, sayap bersenjata Hamas Brigade Al-Qassam pada Sabtu (13/1) mengumumkan bahwa mereka hilang kontak dengan kelompok yang menyandera empat warga Israel, yang ditahan di Gaza sejak 2014.
Hamas sebelumnya pun telah menginginkan negosiasi terkait pembebasan sandera Israel dan penghentian total perang di Jalur Gaza. Namun, tuntutan tersebut berulang kali ditolak oleh pihak Israel.
Baca juga: Ribuan Orang Berbaris di Washington, London untuk 'Hari Aksi' Gaza |
Sejauh ini Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat mempelopori upaya untuk mencapai jeda kemanusiaan kedua di Jalur Gaza, yang belum juga terwujud hingga saat ini. Sedangkan seperti yang diketahui, jeda pertama dicapai pada bulan November lalu.
Pada jeda pertama sebanyak 105 orang yang ditahan Hamas akhirnya dibebaskan. Ratusan orang tersebut terdiri dari 81 warga Israel, 23 warga Thailand, dan satu warga Filipina. Sementara Israel membebaskan 240 tahanan Palestina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News