Pendahulu Allawi, Adel Abdul Mahdi, telah mengundurkan diri pada November lalu di tengah tekanan demonstrasi anti-pemerintah. Ratusan pengunjuk rasa tewas dalam gelombang aksi protes tersebut.
Allawi kini memiliki waktu satu bulan untuk membentuk pemerintahan baru, yang akan dipimpinnya hingga pemilihan umum mendatang. Saat ditunjuk sebagai PM baru Irak, ia langsung menyampaikan dukungannya kepada para pengunjuk rasa.
Sebelumnya pada pekan ini, media lokal Irak melaporkan bahwa Presiden Saleh telah melayangkan ultimatum kepada parlemen untuk menunjuk PM baru. Namun karena beberapa kandidat dari parlemen ditolak pedemo, sang presiden menunjuk sendiri pengganti Abdul Mahdi, yakni Allawi.
Dalam video di media sosial Irak pada Sabtu 1 Februari, Allawi mengumumkan bahwa dirinya telah dinominasikan dan menyerukan kepada seluruh warga Irak untuk meneruskan aksi protes hingga semua tuntutan mereka terpenuhi.
"Jika bukan karena pengorbanan dan keberanian kalian, maka tidak akan ada perubahan di negara ini," tutur Allawi. "Saya percaya kepada kalian semua, dan untuk alasan ini, saya meminta agar aksi unjuk rasa dilanjutkan," sambungnya, seperti dilansir dari laman BBC, Minggu 2 Februari 2020.
Ia berjanji akan menyeret seluruh pihak yang bertanggung jawab atas kematian ratusan demonstran di Irak. Ia juga bertekad akan memerangi praktik korupsi yang selama ini begitu mengakar di pemerintahan Irak.
Allawi, seorang tokoh Syiah, menempuh pendidikan dan bekerja di Lebanon serta Inggris. Ia kemudian masuk ke dunia perpolitikan Irak usai terjadinya invasi Amerika Serikat pada 2003. Ia tercatat pernah dua kali ditunjuk sebagai Menteri Komunikasi Irak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News