"Kami tengah menyiapkan referendum. Mau disetujui atau tidak, kami harus tetap bersiap," kata Raul Romeva, Kepala Kebijakan Luar Negeri Pemerintahan Catalan di London, Kamis, 2 Maret 2017, seperti dikutip dari Reuters.
Kota yang terletak di Timur Laut Spanyol itu memiliki bahasa dan budaya sendiri. Tempat ini juga memiliki gerakan separatis sangat kuat. Namun, upaya referendum Catalunya kerap dibatalkan di pengadilan Madrid.
Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy mengatakan setiap referendum pemisahan diri merupakan tindakan ilegal dan melawan konstitusi.
Kampanye pro kemerdekaan Catalunya juga sempat mengadakan pemungutan suara secara simbolis pada dua tahun lalu. Hampir dua juta warga Catalunya menyatakan keinginannya pisah dari Spanyol, meski jumlah pemilih relatif rendah.
Politisi senior yang terlibat dalam pemungutan suara dua tahun lalu juga telah disanksi oleh pengadilan. Tindakan mereka dianggap ilegal oleh Mahkamah Konstitusi.
Jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh pemerintah daerah, menunjukkan 45,3 persen mendukung pemisahan diri. Sedangkan, 46,8 persen menolak referendum.
"Jika akhirnya negosiasi ini (dengan pemerintah Spanyol) semakin tidak berarti dan tidak ada kesepakatan, kami berkomitmen untuk tetap melakukan referendum," imbuh Remova.
"Tawaran yang sudah kami berikan kepada pemerintah Spanyol adalah bagaimana dan kapan kita bisa melakukan referendum." lanjut dia.
Remova mengakui pemerintah Catalunya telah bertemu dengan Rajoy. Namun, pertemuan itu berarti Spanyol sepakat membahas soal referendum. Ia menilai Pemerintah Spanyol selalu menyangkal masalah ini perlu ditangani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News