Langkah ini mengamankan kemenangan kunci bagi Assad, di ambang penyelesaian operasi militer untuk merebut keseluruhan wilayah Suriah selatan.
Berdasarkan kesepakatan terbaru, militer Suriah akan kembali disiagakan di beberapa posisi spesifik di sepanjang perbatasan Golan. Posisi ini sudah ditentukan berdasarkan perjanjian dengan Israel pada 1974.
Para pejuang pemberontak yang tidak ingin berdamai dengan rezim Assad akan diizinkan pergi ke daerah yang dikuasai oposisi di utara dekat Turki.
Sementara mereka yang mau tinggal di sana harus mengurus status kewarganegaraan mereka dengan pemerintah, untuk direkrut menjadi personel militer di masa mendatang. Semua senjata berat akan diserahkan kepada pihak berwenang.
Seperti dikutip dari Guardian, Sabtu 21 Juli 2018, kesepakatan terbaru diumumkan televisi pemerintah Suriah, dan detailnya dimunculkan sebuah media milik kelompok Hizbullah Lebanon serta grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Ini merupakan pencapaian kunci dan kemenangan besar bagi Assad. Rezim Suriah melancarkan serangan besar sebulan lalu demi merebut kembali kendali atas seluruh Suriah selatan, termasuk Deraa.
Deraa dianggap sebagai tempat lahirnya pemberontakan di Suriah, di mana protes menentang penyiksaan rezim terhadap para remaja pada 2011 meluas menjadi konflik berkepanjangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News