Kejadian bermula saat kapal Paksoy-1 berlayar dari Kamerun menuju Pantai Gading. Di tengah perjalanan, tepatnya di Teluk Guinea, sekelompok pria bersenjata berusaha membajak kapal.
Delapan pelaut dikabarkan berhasil melarikan diri. Otoritas Turki mengatakan tengah berusaha membebaskan sepuluh pelaut tersisa.
Biro Maritim Internasional (IMB mengatakan Teluk Guinea adalah salah satu perairan paling berbahaya di dunia bajak laut.
Omar Celik, juru bicara partai berkuasa AKP, mengatakan bahwa pemerintah Turki sedang memantau jalannya kasus dan mengupayakan pembebasan 10 sandera.
"Sebanyak 12 bajak laut dengan senjata berat menyerang kapal kami," kata Numan Paksoy, manajer operasional perusahaan Kadioglu Maritime, dikutip dari laman BBC, Selasa 16 Juli 2019.
Dalam sebuah pernyataan tertulis ke BBC, Paksoy mengatakan para kru kapal sempat bersembunyi di ruangan aman bernama Citadel saat para bajak laut menyerang. Namun mereka semua terpaksa keluar usai pembajak mengancam membakar kapal.
Kelompok bajak laut kemudian memilih sepuluh pelaut dan membiarkan delapan lainnya melarikan diri.
Menurut IMB, 72 persen dari total penculikan di laut, dan 92 persen penyandaraan di wilayah perairan, terjadi di sekitar Teluk Guinea.
Belakangan, IMB berterima kasih atas berkurangnya jumlah penculikan dan penyerangan di Teluk Guinea karena meningkatnya patroli Angkatan Laut Nigeria.
Sepanjang tahun ini terdapat 21 insiden penculikan di sekitar perairan Nigeria. Dalam periode sama tahun lalu, angkanya mencapai 31 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News