Kabar pemangkasan disampaikan media The Wall Street Journal yang mengutip beberapa sumber. Pemangkasan akan memicu berkurangnya sekitar 5 juta barel dari total produksi minyak Saudi per hari. Angka tersebut berkisar 5 persen dari total produksi harian minyak mentah di level global.
Jika beroperasi normal dalam kapasitas penuh, Saudi Aramco dapat memproduksi sekitar 9,8 juta barel minyak per hari.
Saat mengklaim serangan di dua fasilitas minyak Saudi di Abqaiq dan Khurais, Houthi menyebut telah mengerahkan "10 drone" kala itu. Houthi menegaskan serangan itu merupakan respons setimpal atas "agresi" Saudi dan Amerika Serikat sejak 2015.
Houthi merujuk pada intervensi Saudi dalam konflik Yaman pada 2015. Kala itu, Saudi membentuk koalisi militer dan membantu pemerintah Yaman dalam menghabisi Houthi.
"Kami berjanji kepada rezim Saudi akan mengembangkan operasi kami di masa mendatang. Serangan kami selanjutnya akan lebih sakit," ujar seorang juru bicara terkait Houthi kepada kantor berita Al-Masirah dan dikutip dari UPI, Sabtu 14 September 2019.
Meski Houthi mengklaim bertanggung jawab, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding Iran berada di balik serangan di Abqaiq dan Khurais. Pompeo menyebut tidak ada bukti bahwa serangan drone itu dilancarkan dari Yaman, tempat Houthi beroperasi.
"Iran telah melancarkan serangan yang belum pernah dilakukan sebelumnya terhadap pemasok energi global," tulis Pompeo di Twitter.
Presiden AS telah mengutuk serangan tersebut usai berbicara dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman via telepon. Kala itu, Trump menawarkan bantuan di bidang pertahanan kepada Pangeran Mohammed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News