"Jika kita menyingkirkannya (kesepakatan nuklir), mari kita ganti dengan kesepakatan Trump," katanya dalam wawancara dengan BBC, Selasa 14 Januari 2020.
Usulan Johnson untuk 'kesepakatan Trump' datang hanya beberapa jam sebelum Inggris, Prancis, dan Jerman memutuskan untuk untuk meluncurkan mekanisme sengketa terhadap Teheran berdasarkan perjanjian nuklir 2015.
Mekanisme tersebut memicu perselisihan dengan Iran karena melanggar perjanjian nuklir.
"Saya pikir itu (kesepakatan Trump) akan menjadi cara yang bagus ke depan," imbuh Johnson.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan mereka masih percaya perjanjian nuklir 2015 adalah solusi terbaik. "Kami ingin Iran kembali dengan kepatuhan penuh," katanya.
Namun, Inggris dan Eropa telah membahas kemungkinan kesepakatan yang lebih besar dengan Amerika Serikat. Menurut Raab, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga telah mencoba membahas kesepakatan lebih luas dengan Iran.
Raab mengungkapkan langkah tersebut untuk mengatasi beberapa cacat di perjanjian nuklir 2015.
"AS dan mitra Eropa ingin kami menjadi ambisius dalam pendekatan diplomatik dengan Iran, dan itu adalah sesuatu yang sepenuhnya saya ikuti," tutur Raab.
Trump pekan lalu meminta para penandatangan kesepakatan nuklir Iran untuk menarik diri dari perjanjian. Johnson mengatakan dia memahami kekhawatiran Washington.
"Dari perspektif Amerika itu adalah perjanjian yang cacat, ditambah dinegosiasikan oleh (mantan) Presiden Obama," kata perdana menteri.
"Presiden Trump adalah pembuat kesepakatan hebat-dengan akunnya sendiri dan banyak lainnya. Mari kita bekerja sama untuk menggantikan perjanjian nuklir dan mendapatkan kesepakatan Trump sebagai gantinya," pungkas Johnson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News