Xiancheng Zeng dari China Humic Acid Industry Association mengungkapkan dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun, dalam 5 tahun ke depan Tiongkok mampu meraih pendapatan hingga 230 miliar Yuan.
“Kami percaya, industri pupuk berbasis gambut akan menjadi industri masa depan bagi Tiongkok. Kegiatan yang melibatkan industri kecil dan menengah itu lebih kompetitif dan ramah lingkungan dibandingkan pupuk kimia karena gambut kaya kandungan bahan organik,” kata Zeng pada 15Th International Peat Congress (IPC) 2016 di Kucing (17/8/2016).
Menurut Zeng, potensi pengembangan pupuk gambut sangat besar. Apalagi pemerintah Tiongkok saat ini memperbolehkan setiap rumah tangga mempunyai 2 anak dari sebelumnya hanya 1 anak. Kebijakan itu, akan mendorong pertumbuhan populasi masyarakat di Tiongkok dalam beberapa tahun ke depan dari 1,2 miliar jiwa menjadi 1,6 miliar jiwa.
Zeng menambahkan, sejalan dengan kebijakan itu, pemerintah Tiongkok juga terus mengembangkan industri ramah lingkungan. Tiongkok merupakan satu diantara banyak negara di dunia yang peduli terhadap lingkungan. “Harmonisasi kepentingan dalam pengelolaan lahan gambut untuk kepentingan pertanian, industri dan lingkungan sangat menjadi fokus pemerintah Tiongkok,” ungkap Zeng.
Ia memperkirakan, pembangunan industri berbasis gambut mempunyai magnitut kuat dalam pengembangan industri baru di Tiongkok. “Kandungan berbagai bahan organik dalam gambut menjadi jaminan bahwa pemanfataan industri gambut lebih aman,” kata Zeng.
Menurut dia, ide pembuatan pupuk gambut terinpirasi dalam pemanfaatan gambut di Belanda untuk pemuliaan tanaman dan budidaya pada abad ke 19. “Sebenarnya, kami tertinggal dalam pemanfaatan gambut dibandingkan dengan banyak negara di Eropa. Untuk mengejar ketertinggalan itu, kami akan mengembangkan industri ramah lingkungan yang lebih beradab.”
Zeng menambahkan, pupuk berbasus gambut tersebut bisa diaplikasikan pada industri perkebunan, padi, perkebunan strawberry serta penanaman pohon untuk kepentingan hutan tanaman industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News