Setelah Mugabe jatuh dari kursi kepemimpinan pada November 2017, stamina fisiknya mulai menurun. Mugabe memerintah Zimbabwe selama 37 tahun.
Mantan tahanan politik itu berubah menjadi pemimpin gerilyawan yang berkuasa di pemilu 1980, usai meningkatnya pemberontakan dan sanksi ekonomi yang memaksa pemerintah Rhodesian ke meja perundingan.
Pria yang lahir pada 21 Februari 1924, berasal dari keluarga Katolik di Misi Kutama di barat laut Harare. Mugabe digambarkan sebagai anak penyendiri dan rajin belajar, serta dikenal membawa buku bahkan ketika merawat ternak.
Mugabe ditinggalkan ayahnya ketika berusia 10 tahun. Semenjak itu, dia berkonsentrasi pada studinya untuk memenuhi syarat sebagai guru sekolah pada usia 17 tahun.
Sebagai seorang intelektual yang awalnya menganut Marxisme, ia mendaftarkan diri di Universitas Fort Hare di Afrika Selatan. Mugabe bertemu banyak pemimpin nasionalis kulit hitam masa depan Afrika Selatan kala itu.
Dia mengumumkan undur diri dari kekuasaan 21 November 2017. Ini terjadi setelah ia awalnya mengabaikan unjuk rasa yang meningkat dan memicu perayaan liar di jalan-jalan ibukota, Harare.
Kemunduran Mugabe dalam tahun-tahun terakhirnya sebagai presiden sebagian terkait dengan ambisi politik istrinya, Grace, yang merupakan seorang tokoh yang memecah-belah faksi partai berkuasa. Dia akhirnya kalah dalam perebutan kekuasaan dengan para pendukung Mnangagwa, yang dekat dengan militer.
Meskipun Zimbabwe mengalami penurunan selama masa pemerintahannya, Mugabe tetap tak sudi 'diperintah' Barat. Ia sebut sebagai sikapnya neo-kolonialis, dan mendesak orang Afrika untuk mengambil kendali atas sumber daya mereka.
Jelang akhir pemerintahannya, ia menjabat sebagai ketua bergilir Uni Afrika yang beranggotakan 54 negara dan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan yang beranggotakan 15 negara. Kritiknya terhadap Mahkamah Pidana Internasional disambut oleh para pemimpin regional yang juga berpikir itu digunakan secara tidak adil untuk menargetkan orang Afrika.
Wafatnya Mugabe menjadi kesedihan tersendiri bagi Mnangagwa. Presiden Zimbabwe itu menilai Mugabe seperti ayah sendiri.
"Kontribusinya bagi sejarah bangsa dan benua kita tidak akan pernah dilupakan. Semoga jiwanya beristirahat dalam kedamaian abadi," pungkas Mnangagwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News