Hudaidah dianggap sebagai titik krusial dalam konflik Yaman. Hampir 70 persen arus ekspor impor barang di Yaman dilakukan melalui pelabuhan ini.
"Saya hadir di sini untuk mengatakan kepada kalian semua bahwa kita telah sepakat PBB akan bertindak aktif dalam negosiasi ini. Nanti juga akan ada negosiasi mendetail mengenai peran PBB di pelabuhan (Hudaidah)," kata Griffiths kepada awak media, seperti dinukil dari kantor berita Al Jazeera, Jumat 23 November 2018.
Griffiths mendesak kubu bertikai di Yaman untuk "menjaga perdamaian" di kota pelabuhan ini, karena "perhatian seluruh dunia sedang tertuju kepada Hudaidah."
Masih di hari yang sama, juru bicara PBB Rheal LeBlanc mengatakan organisasi dunia ini siap menjalankan peran pengawas di Hudaidah. Sebelumnya, kepala pemberontak Houthi, Abdel-Malik al-Houthi, mengaku siap menyerahkan Hudaidah kepada PBB jika koalisi pimpinan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menghentikan serangannya di kota tersebut.
Riyadh dan Abu Dhabi memandang Hudaidah sebagai titik masuk utama senjata bagi Houthi. Kedua negara itu menuduh Iran menyalurkan banyak senjata ke Houthi melalui Hudaidah. Teheran membantah keras tuduhan tersebut.
Hingga saat ini belum ada tanggal pasti kapan negosiasi terbaru dilakukan. Namun dua kubu bertikai di Yaman diprediksi akan bertemu di Swedia pada awal Desember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News