Dalam sebuah konferensi pers pada Sabtu (16/7/2016), kepala staf militer interime Umit Undara mengatakan 104 perencana kudeta dan 47 warga sipil tewas.
"Operasi sistemik terhadap percobaan kudeta telah selesai, namun upaya pembersihan masih membutuhkan waktu berjam-jam," kata Hakan Fidan, kepala Organisasi Intelijen Nasional, seperti dilansir al-Jazeera.
Setelah percobaan kudeta berakhir, masyarakat tumpah ke jalanan kota Istanbul. Mereka memegang bendera Turki sebagai bentuk dukungan terhadap pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan 1.440 orang terluka dalam percobaan kudeta, dan 2.839 personel militer telah ditahan.
Kepala staf militer permanen Hulusi Akar berhasil dibebaskan pasukan pemerintah setelah sempat ditahan di Ankara.
Erdogan mengatakan percobaan mendepaknya dari kekuasaan ini adalah "aksi pengkhianatan terhadap negara" dan mereka yang terlibat "akan mendapat balasan setimpal."
Pada Jumat 15 Juli malam, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali ke Istanbul dari lokasi yang tidak disebutkan. Dia sempat mendorong pendukungnya untuk turun ke jalan dan melawan kudeta.
Ketika tiba di Bandara Ataturk, Erdogan menegaskan bahwa kudeta tidak akan pernah sukses. Erdogan menegaskan, Presiden, yang dipilih oleh 52 persen rakyat, berkuasa saat ini. Pemerintahan ini berkuasa karena rakyat. Para pelaku kudeta tidak akan sukses selama rakyat bersatu.
Sang Presiden juga menambahkan bahwa kudeta ini adalah anugerah dari Tuhan karena membantu Turki membersihkan militer dari anggota kelompok pelaku kudeta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News