Jenderal Anthony Rakotoarison mengatakan kepada AFP ledakan juga melukai 80 orang. Presiden Hery Rajaonarimampianina menyebut ledakan ini sebagai sebuah "aksi teroris" yang dipicu "perpecahan politik."
Situasi politik di Madagascar masih relatif tegang, di mana bentrokan pendukung dan oposisi pemerintah dapat sewaktu-waktu bentrok.
Peristiwa terjadi saat sebuah konser musik di stadion Mahamasina. Sebelumnya sebuah parade militer juga digelar di tempat tersebut.
Belum diketahui pasti siapa pihak yang berada di balik ledakan granat.
"Perbedaan sudut pandang mungkin ada di antara kita. Namun jika kalian tidak senang dengan pemimpin negara, kalian tidak dapat membunuh warga sipil," ujar Presiden Rajaonarimampianina.
Rajaonarimampianina terpilih sebagai presiden dalam pemilihan umum Madagascar pada 2013. Namun dalam 18 bulan kepemimpinannya, Dewan Nasional Madagascar menggelar voting untuk memakzulkannya, dengan alasan sang presiden gagal memenuhi sejumlah janji kampanye.
Usaha pemakzulan gagal, namun kelompok pendukung dan oposisi masih terus bertempur.
Pada 2014, sebuah ledakan granat menewaskan seorang balita dan melukai beberapa lainnya di luar stadion Mahamasina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id