Jurnalis televisi Al-Aqsa di dalam sebuah studio di Gaza. (Foto: MEE).
Jurnalis televisi Al-Aqsa di dalam sebuah studio di Gaza. (Foto: MEE).

Netanyahu Tuduh Televisi Palestina Teroris, Jurnalis Lakukan Protes

Fajar Nugraha • 08 Maret 2019 10:42
Gaza: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh televisi Al-Aqsa sebagai organisasi teroris, hanya karena dimiliki oleh Hamas. Ungkapan Netanyahu ini langsung mengundang protes dari wartawan.
 
Puluhan wartawan Palestina melakukan protes di depan gedung TV Al-Aqsa yang dibom di Kota Gaza, mengutuk keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menunjuk stasiun yang dimiliki Hamas sebagai "organisasi teroris".
 
Selama rapat umum pada Kamis, anggota Sindikat Jurnalis Palestina dan Pusat Hak Asasi Manusia Palestina menggambarkan keputusan Netanyahu, diambil sehari sebelumnya, sebagai "pembuka untuk menargetkan wartawan dan kantor serta institusi media”. Aksi itu digaungkan oleh Adel Zanoun, kepala biro kantor berita AFP di Kota Gaza.

"Saya khawatir tindakan ini merupakan kata pengantar bagi Israel yang secara langsung menargetkan wartawan Palestina. Mereka bertujuan untuk menghentikan warga Palestina dari melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina," kata Zanoun kepada Middle East Eye, Kamis, 7 Februari 2019.
 
Netanyahu menandatangani perintah yang menyatakan saluran televisi Hamas, Al-Aqsa menjadi organisasi teroris. Hal ini ditegaskan oleh kantornya mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
 
“Saya khawatir tindakan ini merupakan kata pengantar bagi Israel yang secara langsung menargetkan wartawan Palestina. Mereka bertujuan untuk menghentikan warga Palestina dari melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina,” sebut Kepala Biro AFP di Kota Gaza, Adel Zanoun.
 
Israel sendiri berdalih keputusan itu dibuat atas saran dinas keamanan Israel. Mereka menyebutkan bahwa  Hamas "menggunakan saluran satelit al-Aqsa untuk merekrut gerilyawan ke barisannya".
 
“Pada pertengahan Februari, Dinas Keamanan Shin Bet Israel menuduh Hamas menggunakan agen di dalam saluran itu untuk merekrut gerilyawan di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur. Ini termasuk menggunakan saluran itu untuk berkomunikasi dengan calon anggota baru,” kata AFP.
 
Selama maraknya kekerasan pada November, Israel menghancurkan kantor Al-Aqsa di Kota Gaza, meskipun saluran tersebut terus disiarkan. Pada Kamis, Ibrahim Daher, manajer umum TV Al-Aqsa, mengatakan ‘keputusan berbahaya’ dapat membahayakan stafnya.
 
"Kami akan bekerja untuk membawa kasus-kasus di pengadilan lokal dan internasional dan menyerukan kepada organisasi internasional untuk menyoroti kejahatan baru terhadap kebebasan media ini," katanya kepada kantor berita AFP.
 
Israel, bersama dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa, menyebut Hamas sebagai organisasi teroris. Kelompok ini berkuasa pada 2007 di Jalur Gaza setelah memenangkan pemilihan Palestina.
 
Wilayah pesisir Palestina telah menjadi sasaran blokade Israel yang melumpuhkan selama lebih dari satu dekade. Wael al-Dahdouh, koresponden Arab Al Jazeera di Gaza, mengatakan kepada MEE keputusan Israel untuk menunjuk TV al-Aqsa sebagai organisasi teroris dapat berfungsi sebagai motivator bagi jurnalis Palestina untuk terus mendokumentasikan pelanggaran hak yang mereka alami.
 
"Ini harus menjadi motivasi bagi jurnalis Palestina untuk terus melaporkan dan mempraktikkan kebebasan pers, dan mempublikasikan kebenaran dalam artikel, video, dan foto mereka yang menunjukkan kekerasan Israel terhadap Palestina," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan