Madani telah dibujuk meninggalkan posisinya di Imperial College London tahun lalu, untuk kemudian menjabat sebagai wakil kepala departemen lingkungan Iran.
Ia dipandang sebagai simbol dari upaya Presiden Hassan Rouhani dalam mendorong perkembangan sains di Iran. Namun kepergian Madani dari jajaran pemerintahan menunjukkan kegagalan Rouhani dalam mencegah tekanan dari beberapa kelompok garis keras.
Pada 2016, Madani dinobatkan sebagai satu dari empat pemenang penghargaan Arne Richter bagi ilmuwan muda berbakat oleh Uni Geosciences Eropa. Penunjukannya sebagai salah satu pejabat di Iran disambut baik masyarakat.
Seperti dinukil Guardian, Rabu 18 April 2018, ahli konservasi air itu dipromosikan karena keahliannya, bukan karena afiliasi politik. Ia ditunjuk saat Iran menghadapi masa kekeringan terburuk di era modern.
Berusia 36 tahun, Madani menjadi pejabat pemerintah termuda dan paling terdidik di levelnya. Pengunduran diri dan keputusannya meninggalkan Iran memicu reaksi beragam di media sosial.
Ketika Iran melakukan penangkapan massal aktivis lingkungan pada Februari, Madani ditahan selama 72 jam. Di waktu yang bersamaan, seorang ahli lingkungan Iran-Kanada, Kavous Seyed-Emami, meninggal dunia dalam tahanan dalam kondisi yang misterius. Setidaknya 13 aktivis lainnya masih berada di balik jeruji besi.
Kelompok garis keras pernah meluncurkan serangan terhadap Madani pada akhir Maret. Mereka memperlihatkan beragam foto Madani yang sedang minum dan berdansa di luar negeri.
Sejumlah pihak menuduh Madani memiliki kewarganegaraan ganda, meski faktanya ia hanya berstatus warga Iran.
Madani mengonfirmasi berita kepergiannya dari Iran di Twitter.
"Ya, 'tertuduh' melarikan diri dari negara di mana gangguan virtual terus menekan sains, pengetahuan, dan keahlian. Mereka ini lebih senang menggunakan teori konspirasi untuk mencari kambing hitam atas semua permasalahan. Karena mencari musuh, atau menyalahkan seseorang jauh lebih mudah daripada menerima tanggung jawab atas beragam masalah yang terjadi," tulis Madani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News