"Dia meninggal malam ini, keluarga mengomunikasikan hal ini kepada saya," ujar Wakil Presiden Gerakan Perubahan Demokratik (MDC) Elias Mudzuri, seperti dilaporkan BBC, Kamis 15 Februari 2018.
Karir Tsvangirai ditandai dengan perjuangan politik yang panjang melawan mantan Presiden Robert Mugabe. Dia dipukuli dan berulang kali di penjara kala itu.
Kematiannya akan menjadi pukulan besar bagi oposisi di Zimbabwe. Dia melewatkan pemilihan pertama yang dijadwalkan akan dilakukan beberapa bulan mendatang.
Padahal, pemilihan ini kali pertama terjadi setelah Mugabe lengser dari kursinya sebagai presiden.
Penyakit Tsvangirai sebenarnya sudah diungkapkan sejak 2016 lalu, bahkan partai juga sudah mengumumkannya. Tiga wakil pemimpin partai akan dipilih menggantikan mantan pemimpin serikat pekerja tersebut.
MDC harus segera memilih pemimpin untuk menghadapi pemilihan yang dilangsungkan awal Mei mendatang. Pasalnya, tanpa pendirinya, MDC kemungkinan akan menghadapi ketidakstabilan langsung dan bisa terpecah belah.
"Kematian Tsvangirai akan memaksa MDC untuk mengadakan konferensi darurat untuk memilah perbedaan antara ketiga wakil pemimpin tersebut. Penyakitnya berarti kebuntuan di sekitar dinamika internal yang memaksakan sebuah resolusi," ucap analis Zimbabwe untuk International Crisis Group, Piers Pigou.
Pria 65 tahun itu meninggal di sebuah klinik di Johannesburg, Afrika Selatan.
datang hanya beberapa bulan sebelum pemilihan pertama dijadwalkan diadakan di bekas koloni Inggris tersebut sejak akhir pemerintahan Robert Mugabe yang hampir empat dasawarsa tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News