Beruntung, hingga saat ini belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang terkena serangan tersebut. Karena pelajar Indonesia di Turki sedang memasuki masa liburan Lebaran dan mudik ke Indonesia selama dua minggu ini.
"Saat terjadi bom, Alhamdulillah info yang kami himpun teman-teman sudah di pesawat baik yang menggunakan Royal Jordan maupun Qatar Airlines," ujar Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki Azwir Nazar, seperti keterangan tertulis dari PPI yang diterima Metrotvnews.com, Rabu (29/6/2016).
Pada Selasa, 28 Juni, sejumlah mahasiswa Indonesia di Turki pulang ke Indonesia dengan Royal Jordan pukul 20.30, Qatar Airlines pukul 19.35 dan Turkish Airlines pukul 02.00 (29 Juni 2016).

Kegiatan PPI Turki/Twitter
Selain itu, ada dua pelajar Indonesia yang menuju bandara dengan Turkish Airlines tertahan di durak (stasiun) Yeni Bosna, sekitar dua stasiun sebelum bandara.
"Karena metro (kereta) bawah tanah menuju airport ditutup. Kini penerbangannya di cancel. Kedua pelajar dari Ankara ini bertahan di rumah temannya di kawasan Yeni Bosna, Istanbul," lanjutnya lagi.
Sejauh ini, diketahui belum ada informasi adanya korban pelajar Indonesia maupun WNI. PPI menegaskan terus berkomunikasi dengan teman-teman yang berada di Turki untuk update informasi.
Sebagian besar pelajar Indonesia sudah berada di Indonesia karena summer break. Ada juga pelajar dari negara lain yang sedang dan akan transit di bandara Istanbul hari ini (29/6/2016).
Bom di bandara internasional trebesar di Turki ini diketahui meledak dua kali dan terjadi di tiga titik, yaitu di terminal internasional keberangkatan, terminal internasional kedatangan, dan di parkiran bandara.
Sebelumnya juga sempat terjadi baku tembak antara polisi dengan pelaku yang menerobos lewat pintu kedatangan yang mendekati X-Ray lalu meledakkan diri.
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Pemerintah Indonesia sangat mengecam keras tindakan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News