Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: AFP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: AFP)

Erdogan Tuduh UE Ingkar Janji soal Pengungsi Suriah

Willy Haryono • 26 Juli 2016 12:14
medcom.id, Ankara: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Uni Eropa tidak membayarkan sejumlah uang dalam sebuah perjanjian terkait gelombang pengungsi Suriah. 
 
Ankara dan Brussel menandatangani sebuah perjanjian kontroversial pada Maret, di mana Turki sepakat menerima pengungsi Suriah yang mendarat di Yunani dengan balasan insentif finansial dan politik dari Uni Eropa. 
 
Perjanjian melibatkan miliaran euro dan perjalanan bebas visa bagi warga Turki di Eropa. Namun hubungan Turki dan UE menjadi renggang karena Erdogan melakukan operasi pembersihan besar-besaran usai berakhirnya percobaan kudeta bulan ini. 

Erdogan mengatakan UE telah menjanjikan negaranya USD3 miliar, tapi sejauh ini baru membayar USD1-2 juta. 
 
"Pemerintahan (negara-negara Uni Eropa) tidak jujur," kata Erdogan kepada saluran televisi asal Jerman, ARD, Senin (25/7/2016). 
 
"Tiga juta warga Suriah, dan juga orang-orang dari Irak, sekarang ada di Turki. UE tidak menepati janjinya dalam masalah ini," lanjutnya.
 
Erdogan Tuduh UE Ingkar Janji soal Pengungsi Suriah
Kanselir Jerman Angela Merkel menemui pengungsi Suriah di Turki. (Foto: AFP)
 
Ia mengestimasi masalah pengungsi ini, yang sebagian besarnya melarikan diri dari perang sipil di Suriah, telah membuat Turki mengeluarkan dana hingga USD12 miliar. 
 
UE membuat perjanjian dengan Turki untuk mengatasi gelombang keimigrasian yang membanjir negara-negara anggotanya tahun lalu. 
 
Bulan lalu, UE mengatakan telah membuka fase baru dalam negosiasi permohonan masuknya Turki sebagai salah satu anggota baru di blok Eropa. Namun negosiasi ini terganggu operasi pembersihan Erdogan terhadap orang-orang yang dianggapnya sebagai perencana kudeta. 
 
Dalam operasi pembersihan ini, Erdogan menegaskan bahwa rakyatnya menginginkan agar hukuman mati kembali diterapkan di Turki. UE menegaskan Turki tidak bisa bergabung jika menerapkan hukuman mati. 
 
Turki menghapus hukuman mati pada 2004 sebagai salah satu upaya bergabung dengan UE.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan