"Inilah saatnya untuk menyongsong masa depan yang kita semua dambakan. Melalui aksi nyata, mari tentukan nasib negara kita," kata Ramaphosa, dilansir dari laman Guardian, Sabtu 25 Mei 2019. Pidato disampaikan Ramaphosa usai dirinya dilantik di hadapan 30 ribu orang di Pretoria.
"Beragam tantangan yang dihadapi negara kita itu besar dan nyata. Tapi, semua tantangan itu dapat diselesaikan. Dan saya berdiri di sini hari ini untuk menyatakan bahwa semua tantangan itu akan kita selesaikan bersama," tegasnya.
Pelantikan Ramaphosa berlangsung setelah partai Kongres Nasional Afrika (ANC) menjadi pemenang pemilihan umum dengan raihan 57,7 persen suara. Ini merupakan performa terlemah ANC sejak berkuasa di akhir pemilu 1994.
Ramaphosa menghadapi tugas berat ke depan, di tengah masih tingginya tingkat pengangguran, resesi ekonomi dan masalah pasokan daya listrik di seantero Afsel. Ia ingin Afsel menjadi negara bebas korupsi yang tidak "menyelewengkan dan menyia-nyiakan sumber daya yang ada."
Kepada semua warga Afsel, Ramaphosa menyerukan agar masalah kemiskinan dapat diakhiri dalam satu generasi.
Seorang mantan anak didik Nelson Mandela dan penerima penghargaan Nobel, Ramaphosa dipandang sebagai tokoh yang mampu membersihkan pemerintahan dan juga ANC.
Fikile Mbalula, seorang anggota ANC, mengatakan partainya mungkin hanya akan mendapat 40 persen suara jika Ramaphosa tidak ada.
Mantan presiden Jacob Zuma tidak hadir dalam pelantikan Ramaphosa. Dia berulang kali menegaskan dirinya tidak bersalah atas skandal korupsi, dan menyebut tuduhan yang dilayangkan kepadanya bermotif politik.
Baca: Cyril Ramaphosa, Presiden Baru Afrika Selatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News