Perwakilan oposisi dan pemerintah Suriah duduk di satu meja dalam pembukaan dialog damai di Astana, Kazakhstan, 23 Januari 2017. (Foto: AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)
Perwakilan oposisi dan pemerintah Suriah duduk di satu meja dalam pembukaan dialog damai di Astana, Kazakhstan, 23 Januari 2017. (Foto: AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)

Oposisi Enggan Bertatap Muka dengan Utusan Suriah di Astana

Willy Haryono • 24 Januari 2017 11:29
medcom.id, Astana: Kubu oposisi konflik Suriah memulai dialog damai dengan perwakilan pemerintah di Astana, ibu kota dari Kazakhstan, Senin 23 Januari. 
 
Di sesi pertama dialog damai, oposisi menolak bertatap muka langsung dengan utusan pemerintah. Mereka beralasan pemerintah terus membombardir dan menyerang area dekat Damaskus.
 
"Sesi pertama tidak akan face-to-face karena pemerintah tidak berkomitmen terhadap perjanjian 30 Desember," tegas juru bicara oposisi Yehya al-Aridi kepada AFP

Meski oposisi dan utusan pemerintah Suriah duduk satu meja di pembukaan dialog, masih belum jelas apakah kedua kubu akan bernegosiasi secara langsung nantinya. 
 
Dialog damai di Suriah terjadi saat Rusia dan Turki mulai memulihkan hubungan setelah insiden penembakan jet pada 2015. Kedua negara memediasi perjanjian gencatan senjata Suriah pada 30 Desember. 
 
Kepala negosiator oposisi Mohammad Alloush mengatakan bahwa pihaknya fokus dalam memperkuat perjanjian gencatan senjata. 
 
"Kami tidak akan melanjutkan dialog ke tahap selanjutnya sampai hal itu (penguatan gencatan senjata) terjadi," ucap Alloush. 
 
Damaskus juga menyerukan dibutuhkannya solusi politik "komprehensif" untuk mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 310 ribu orang dan membuat separuh dari total populasi Suriah kehilangan tempat tinggal. 
 
Namun, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad menginginkan oposisi untuk meletakkan senjatanya terlebih dahulu. 
 
Sementara itu perwakilan PBB Bashar al-Jaafari menyebut dirinya berharap dialog damai di Astana "dapat memperkuat komitmen menghentikan baku tembak."
 
Ia menambahkan pemerintah Suriah ingin memisahkan dan membedakan oposisi dari kelompok militan Islamic State (ISIS) dan Fateh al-Sham, bekas pecahan grup al-Qaeda.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan