Duta Besar RI untuk Senegal merangkap Gambia, Mansyur Pangeran, melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Gambia, Fatoumata Tambajang (Foto: Dok,. KBRI Gambia).
Duta Besar RI untuk Senegal merangkap Gambia, Mansyur Pangeran, melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Gambia, Fatoumata Tambajang (Foto: Dok,. KBRI Gambia).

Gambia Perlu Bantuan Indonesia untuk Keluar dari Kemiskinan

Sonya Michaella • 26 Mei 2017 18:06
medcom.id, Banjul: Tahun ini, salah satu fokus kebijakan Pemerintah Indonesia adalah meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara di Benua Afrika, termasuk dengan Gambia.
 
Duta Besar RI untuk Senegal merangkap Gambia, Mansyur Pangeran, melakukan pertemuan dengan beberapa pejabat tinggi Gambia, yaitu Wakil Presiden Gambia, Fatoumata Tambajang, Menteri Perdagangan, Integrasi Regional dan Tenaga Kerja Gambia, Isatou Touray, dan CEO KADIN Gambia, Alieu Secka.
 
Pertemuan tersebut bertujuan menjajaki pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Gambia untuk meningkatkan volume perdagangan dan kerja sama ekonomi kedua negara.
 
Seperti keterangan tertulis dari KBRI Dakar yang diterima Metrotvnews.com, Jumat 26 Mei 2017, Tambajang menyambut baik dan mengapresiasi berbagai bantuan dan kerja sama yang telah diberikan Indonesia kepada Gambia, dan menyatakan bahwa Gambia terbuka serta siap bekerja sama dengan Indonesia dan dunia internasional di berbagai sektor.
 
Gambia sendiri sangat memerlukan bantuan dan kerja sama dari Indonesia, antara lain human capital development, pertanian, industri, perikanan, energi, lingkungan, pemberdayaan perempuan dan pemuda, industri kecil dan kreatif, kewirausahaan dan kesehatan.
 
Bantuan dan kerja sama tersebut sangat dibutuhkan dalam meningkatkan perekonomian dan mengentaskan kemiskinan, pengangguran serta memperkuat sektor pelayanan publik di Gambia.
 
Wapres juga mengharapkan bantuan Indonesia dalam membangun pusat pelatihan kewirausahaan untuk memberdayakan perempuan dan pemuda menjadi pengusaha, yang nantinya dapat menjadi motor penggerak pembangunan Gambia.
 
Hubungan kerja sama antara Indonesia dan Gambia telah berlangsung sejak lama yang dirintis dengan pendirian Agricultural Rural Farmer Training Center (ARFTC) oleh Pemri di Jenoi, Gambia, pada tahun 1998.
 
Pendirian ARFTC telah memberikan manfaat yang besar tidak hanya untuk petani Gambia, tetapi juga kepada petani dari negara-negara sekitar di kawasan Afrika Barat. 
 
Nilai perdagangan antara kedua negara juga masih tergolong rendah dengan tren menurun dari USD39,27 juta menjadi USD24,86 juta atau minus sekitar 12 persen untuk periode 2012-2016.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan