Kunjungan Spano untuk menerima gelar kehormatan dari Universitas Istanbul itu dipermasalahkan. Pasalnya, ECHR telah melabeli Turki sebagai negara dengan jumlah pelanggaran HAM tertinggi kedua dalam daftar negara-negara Eropa tahun lalu.
"Kunjungan oleh kepala ECHR seakan melegitimasi tindakan pemerintah Turki yang melanggar hukum pada tingkat tertinggi dan melemparkan bayangan besar pada ketidakberpihakan lembaga yang dipimpinnya," kata Bintang NBA Turki, Enes Kanter, seperti dikutip dari Al Arabiya English, Rabu, 9 September 2020.
Baca: Erdogan Hadapi Sanksi Uni Eropa Terkait Eskalasi dengan Yunani
Kanter dicari di Turki karena menentang Erdogan. Dia menyebut seharusnya ECHR menjadi tempat berlabuh bagi warga Turki yang menderita pelanggaran HAM.
Kanter juga meminta Spano untuk mengundurkan diri dalam sebuah tweet. Jurnalis Turki, Bulent Kenes turut mengkritisi kedatangan elite ECHR. Dia menyebut hal itu sebagai kemunafikan lembaga pengadilan HAM.
“Sekarang kunjungan itu adalah bukti bahwa ECHR telah kehilangan kredibilitasnya sebagai tempat perlindungan bagi mereka yang mencari keadilan,” kata Kenes.
Spano sempat bertemu selama 45 menit dengan Presiden Turki, Erdogan. Pembicaraan seputar pentingnya aturan hukum dan demokrasi di Turki. Namun hasil pertemuan tak dirilis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News