"Sebuah survei yang dilakukan sejak Desember 2014 mengindikasikan 15,7 persen populasi, atau 2.588.128 orang, dalam situasi kekurangan makanan, termasuk 410.297 yang benar-benar terancam parah," ujar Menteri Agrikultur Niger Maidagi Allambeye, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/4/2015).
Situasi semakin diperparah datangnya sekitar 200 ribu pengungsi ke Niger, yang melarikan diri dari serangan grup ekstremis Boko Haram dan militan lainnya.
Salah satu penyebab munculnya risiko kekurangan makanan di Niger terjadi akibat gagal panen 230 ribu ton sereal pada akhir 2014. Pemerintah Niger menyebut kegagalan panen terjadi akibat musim kemarau, banjir dan serangan ulat.
"Kami tidak mengatakan Niger terancam kekurangan makanan secara kronis, tapi ini masih dalam level wajar," tutur Vigno Hounkali, juru bicara agensi program makanan PBB (WFO).
"Kami mendistribusikan makanan saat dibutuhkan, saat hasil panen sedang kosong dan tidak ada yang bisa lagi dimakan," sambung dia.
Disebut sebagai negara miskin dengan tingkat populasi tinggi, Niger kerap dilanda krisis makanan. Juni lalu, lebih dari satu juta anak-anak di bawah umur lima tahun di Niger, atau 14,1 persen dari grup tersebut, menderita kekurangan gizi akut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News