"Bukankah badan intelijen di sana (Barat) selalu mengikuti dan mengawasi mereka yang sudah dibebaskan dari penjara?" ucap Erdogan dalam sebuah konferensi pers bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ankara, Senin (11/1/2015).
"Kami sebagai Muslim tidak pernah berdampingan dengan terorisme, kami tidak pernah setuju dengan pembantaian. Apa yang ada di balik pembantaian ini adalah rasisme, kebencian dan Islamophobia," sambung dia, seperti dikutip Associated Press.
Rentetan aksi terorisme selama tiga hari terjadi di Prancis sejak Rabu pekan lalu. Peristiwa berdarah dimulai dari pembantaian di Charlie Hebdo, disusul penembakan seorang polisi wanita, dan penyanderaan di supermarket Kosher.
Total 17 orang tewas dalam rangkaian aksi teror tersebut. Dua pelaku penyerangan Charlie Hebdo, Cherif dan Said Kouachi, serta pelaku penyanderaan Amedy Coulibaly, tewas ditembak polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News