"Kami terlacak oleh sebuah drone militer dan kemudian berulang kali menembak dengan apa yang kami yakini sebagai peluru 125mm yang kemungkinan ditembakkan dari tank tempur Rusia T-72," kata koresponden berita khusus Alex Crawford di situs Sky News, Kamis 23 Mei.
"Ketika kami mundur untuk meninggalkan daerah itu, penargetan kami berlanjut," kata wartawan itu, seperti dikutip dari AFP, Jumat, 24 Mei 2019.
Ketika kejadian berlangsung, jurnalis yang tengah bertugas itu melaporkan situasi dari Provinsi Idlib. Hingga saat ini Provinsi Idlib masih dikuasai oleh pemberontak.
Dia mengatakan bahwa salah satu kru Sky memiliki tanda pers di jaket antipeluru, sementara yang lain membawa paket trauma medis hijau yang terlihat jelas.
"Mereka semua jelas melanggar standar operasi normal di zona pertempuran," katanya, memposting video dramatis serangan di akun Twitter-nya.
"Bahkan ketika kita mundur ke kota terdekat, Khan Shaykhun, sekitar 10 km jauhnya, drone itu mengikuti kita di sana dan melanjutkan penembakan,” imbuh Crawford.
Aktivis Suriah Bilal Abdul Kareem juga menjadi korban dalam penembakan ini. Dia terkena tembakan di dada oleh pecahan peluru.
Pesawat tempur Pemerintah Suriah mengebom beberapa kota di wilayah itu pada Kamis. Insiden ini menewaskan delapan warga sipil ketika pasukan dan milisi bertempur melawan jihadis di darat, kata seorang pengamat.
Pengeboman baru di wilayah Idlib terjadi pada Selasa malam dan Rabu yang menewaskan 23 warga sipil, 12 di antaranya di pasar yang sibuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News