"Selama kampanye pemilihan, saya menyerukan pembentukan pemerintahan sayap kanan. Namun saya menyesal karena hasil pemilu menunjukkan bahwa ini tidak mungkin," tutur Netanyahu, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 19 September 2019.
"Benny, kita harus membentuk pemerintahan bersatu yang luas. Bangsa ini mengharapkan kita berdua, untuk menunjukkan tanggung jawab dan kerja sama kita," imbuhnya.
Juru bicara Gantz mengatakan mantan jenderal itu tak langsung menanggapi tawaran kejutan Netanyahu itu.
Perubahan strategi ini mencerminkan posisi Netanyahu yang kian melemah usai kalah dalam penghitungan sementara pemilu Israel.
Pada Rabu lalu, Gantz mengatakan ia berharap untuk pemerintahan persatuan yang baik dan diinginkan. Namun, ia juga mengesampingkan pembentukan 'satu pemerintahan' dengan Partai Likud, yang dipimpin Netanyahu.
Gantz mengatakan keengganannya karena Netanyahu dituduh melakukan korupsi. Sementara itu, PM Israel tersebut membantah tudingan yang ditujukan padanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News