Sebanyak 68 dari total korban tersebut adalah anak-anak. Menurut laporan koresponden AFP, puluhan bus dari kota Fuaa dan Kafraya yang dikuasai pemerintah telah mencapai Rashidin yang merupakan titik transit evakuasi.
Grup pemantau Syrian Observatory for Human Rights mengonfirmasi evakuasi dilanjutkan setelah kubu pemerintah dan oposisi mencapai kesepakatan.
"Proses telah berlanjut dengan 3.000 orang meninggalkan Fuaa dan Kafraya, dan sekitar 300 pergi dari Zabadani dan dua area yang dikuasai oposisi lainnya," ucap kepala Observatory, Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Rashidin adalah lokasi pengeboman dahsyat pada Sabtu pekan kemarin. Sedikitnya 109 orang yang tewas adalah warga sipil, sisanya adalah relawan kemanusiaan dan pejuang oposisi.
Puluhan korban luka dilarikan ke beberapa rumah sakit di area oposisi, sementara sejumlah lainnya ke Aleppo. Evakuasi terjadi lewat kesepakatan pemerintah dan oposisi untuk mengeluarkan warga dari beberapa wilayah yang dikepung masing-masing kubu.
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan evakuasi adalah cara terbaik mengakhiri aksi kekerasan dalam perang sipil yang telah memasuki tahun keenam. Oposisi mengatakan mereka terpaksa direlokasi setelah bertahun-tahun dikepung dan dibombardir pemerintah.
Hingga saat ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas pengeboman pekan lalu. Pemerintah dan oposisi sama-sama melayangkan tuduhan.
Grup ekstremis Ahrar al-Sham, yang memiliki banyak militan di sekitar Rashidin, membantah terlibat dalam pengeboman. Damaskus menuding pengeboman dilakukan teroris -- istilah pemerintah Suriah untuk semua pihak yang menentang Assad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id