Pernyataan ini diutarakan Rouhani ketika menggelar kampanye di Kota Yazd, Iran, Sabtu 29 April kemarin.
"Saya pasti akan melanjutkan apa yang sudah saya jalankan saat ini. Pemilih harus menunjukkan kepada dunia bahwa era ekstremisme dan kekerasan di Iran sudah berakhir," kata Rouhani, seperti dikutip Aljazeera, Senin 1 Mei 2017.
Rouhani, yang selama ini dikenal sebagai ulama moderat, akan menghadapi pertempuran ketat di pemilu dengan pesaing utama, Ebrahim Raisi, ulama garis keras Iran.
Raisi yang juga mantan Jaksa Agung Iran disebut-sebut mendapat dukungan dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Raisi juga telah melancarkan kritik terhadap Rouhani yang dinilai gagal meningkatkan ekonomi Iran.
Walaupun Rouhani telah menempuh jalur moderat, kegagalan tetap terjadi, seperti saat negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat, yang berujung pada pencabutan sanksi ekonomi.
Namun, berdasarkan jajak pendapat, pria berusia 68 tahun ini masih populer di kalangan pemilih terutama yang muda dan yang tinggal di perkotaan.
Rouhani masih dipandang sebagai tokoh reformis yang menjanjikan kebebasan berpendapat dan sosial yang lebih luas. Tetapi, masih tingginya angka pengangguran dan lambannya pertumbuhan ekonomi telah memicu kekecewaan pemilih dari daerah pedesaan.
Kemampuan Rouhani terkait ekonomi Iran ini lah yang bisa membuat pemilih di pedesaan cenderung memilih Raisi atau capres yang lain ketimbang Rouhani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News