medcom.id, Caracas: Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di Caracas, Venezuela. Mereka menuntut agar Presiden Nicolas Maduro untuk mundur.
"Sembilan pengunjuk rasa terluka dalam kejadian ini, termasuk satu orang yang tertembak di bagian kaki," ujar Wali Kota di distrik Caracas Ramon Muchacho, seperti dikutip AFP, Rabu 5 April 2017.
"Luka dari para korban tidak ada yang mengancam nyawa," tegasnya.
Kejadian berlangsung ketika pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi anti huru-hara. Polisi pun membalas dengan tembakan gas air mata, ketika memblokir para pengunjuk rasa merangsek masuk ke wilayah aktivis pro-pemerintah.
Sekitar 1.000 orang mencoba untuk masuk ke dalam Gedung Parlemen menuntut pemerintah mengembalikan kekuasaan kepada pihak oposisi. Selain rakyat, tampak pula para anggota parlemen.
Maduro pun menuduh aksi protes itu ditujukan untuk menciptakan kekerasan di negaranya.
"Hari ini mereka mencoba memenuhi jalanan Venezuela dengan kekerasan dan darah," tegas Maduro.
"Bisa saya tegaskan bahwa damai diraih di Caracas dan di seluruh Venezuela," ungkapnya.
Pihak oposisi pun mendesak dilakukannya protes terbaru pada Kamis 6 April. Salah satu tokoh oposisi yang mendesak protes itu dilakukan adalah Ketua Parlemen Nasional Julio Borges.
"Kami akan memenuhi jalanan demi mempertahankan demokrasi dan hak untuk memilih," pungkas tokoh oposisi itu.
Oposisi juga mengumumkan akan mengambil langkah memecah hakim mahkamah agung. Sementara Hakim Agung Mikael Moreno yakin langkah mereka akan gagal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News