Para anak-anak tersebut berusia sekitar 14 tahun. Mereka dipaksa untuk menjadi tentara anak melawan pihak pemberontak.
"Kami berharap dapat membebaskan sekitar seribu lagi tentara anak dalam beberapa bulan mendatang. Hingga saat ini, kami sudah membebaskan lebih dari 500 tentara anak-anak," ucap seorang relawan UNICEF, seperti dilansir dari laman CNN, Rabu 18 April 2018.
Ribuan anak-anak dipaksa gabung militer dan kelompok bersenjata lainnya di Sudan Selatan sejak negara kaya minyak itu dilanda perang saudara pada 2013. Sebanyak 19 ribu anak-anak bertugas di jajaran angkatan bersenjata.
Salah seorang anak laki-laki, George, 17 mengatakan dia diculik pada 2015 oleh kelompok bersenjata. Tanpa diberi pendidikan dan pelatihan, anak-anak ini disuruh memegang senjata.
Kelompok bersenjata tersebut, kata George, juga memaksanya mencuri, memperkosa wanita dan gadis-gadis.
"Mereka bahkan memerintahkan saya untuk membunuh. Tapi saya tidak ingin melakukan hal-hal ini. Namun, jika saya tidak melakukannya, mereka akan membunuh saya," ungkap George.
Perwakilan UNICEF di Sudan Selatan Mahimbo Mdoe mengatakan tidak ada satu anak pun yang boleh membawa senjata di Sudan Selatan. Dia berjanji akan membebaskan satu per satu anak-anak tersebut dan dikembalikan ke orangtua mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News