Dinukil dari laman Independent, Jumat 12 April 2019, semburan air meluap di jalan-jalan, menyapu mobil, dan mencerabut pepohonan menyusul hujan yang dimulai pada Senin malam.
Hujan pelan-pelan reda pada Selasa malam, meskipun Walikota Marcelo Crivella mengatakan kota itu masih dalam keadaan 'krisis', yang tertinggi dari tiga tingkat darurat resmi.
Para pejabat mengatakan enam inci hujan turun hanya dalam empat jam pada Senin malam, lebih dari rata-rata untuk seluruh bulan April.
Stasiun televisi lokal menunjukkan petugas pemadam kebakaran di lingkungan itu mengarungi air setinggi lutut menarik muatan kecil anak-anak yang dievakuasi dari bus sekolah di tengah jalan banjir.
Foto-foto menunjukkan pekerja darurat berenang di sepanjang jalan raya untuk mencapai mobil yang tenggelam. Suara sirene terdengar di 20 daerah rawan banjir di kota, memperingatkan orang-orang agar menuju ruang aman yang sudah disediakan.
Namun, tidak ada alarm yang berbunyi di daerah kumuh Babilonia, di atas bukit di belakang Gunung Sugarloaf yang jadi ikon kota.
Pemadam kebakaran mengatakan dua wanita di sana tewas dalam tanah longsor -- yang menyebabkan warga setempat mengeluh tentang kurangnya peringatan.
Crivella, mengakui kurangnya kesiapan kota untuk menanggulangi banjir. Seraya mengatakan sirene tidak terdengar di Babilonia karena air belum mencapai batas minimum untuk mengaktifkan alarm.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id