Presiden Roch Marc Kabore menyatakan dua hari berkabung nasional di negara Afrika barat itu sebagai tanggapan atas serangan itu.
Insiden itu terjadi setelah serangan terhadap konvoi pertambangan pada November yang menewaskan hampir 40 orang. Mereka adalah korban pemberontakan yang telah memicu ketegangan etnis dan membuat sebagian besar negara itu tidak dapat dikendalikan tahun ini.
“Gerilyawan menyerang detasemen militer di Provinsi Soum pada Selasa pagi. Setelah beberapa jam, pasukan mengusir mereka dan menyita sejumlah besar senjata dan sepeda motor,” kata militer dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu, 25 Desember 2019.
"Ketika mereka melarikan diri, dengan cara pengecut para teroris membunuh 35 warga sipil di antaranya 31 adalah perempuan," kata pemerintah dalam pernyataan terpisah.
Dikatakan 80 gerilyawan dan tujuh anggota pasukan keamanan tewas dalam pertempuran sebelumnya.
Burkina dulunya adalah kantong yang relatif tenang di wilayah Sahel, tetapi pemberontakan yang dialaminya telah diperkuat oleh dari kekerasan militan. Selain itu kriminalitas tinggi dari negara tetangga, Mali makin membuat kacau balau.
Serangan selama setahun terakhir telah menewaskan ratusan dan memaksa hampir satu juta orang dari rumah mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id