Najat Rochdi, penasihat senior PBB untuk urusan kemanusiaan di Suriah mengutuk bom udara yang dilepaskan di barat laut Suriah.
"Bom udara dan penggunaan bom barel menewaskan puluhan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak," kata Rochdi dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP, Kamis 19 Desember 2019.
Wilayah Idlib yang didominasi militan Islamic State (ISIS) seharusnya dilindungi dalam perjanjian gencatan senjata untuk mencegah serangan dari pemerintah. Namun, pemboman terus berlanjut.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris mengatakan, selain korban tewas, 30 orang terluka. "Diantaranya mengalami luka serius," kata mereka.
Pemboman, menurut observatorium, dilakukan oleh pemerintah dan sekutunya, Rusia.
"Meskipun ada jaminan berulang, pihak-pihak bertikai haya menyerang sasaran militer yang sah. Serangan terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan terus berlanjut," ungkap Rochdi.
Wilayah Idlib merupakan rumah bagi sekitar tiga juta orang. Mereka terlantar akibat kekerasan yang berulang kali dilakukan di kawasan tersebut.
Moskow mengumumkan gencatan senjata pada akhir Agustus, namun serangan kecil masih terus terjadi.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 370 ribu orang. Tak hanya itu, jutaan orang mengungsi dari rumah mereka sejak awal 2011 karena penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News