Pernyataan ini, dinyatakan langsung oleh Juru Bicara koalisi Arab Saudi, Brigjen Ahmed al-Asiri dalam konferensi pers di Riyadh, Ibukota Saudi Arabia.
"(Koalisi) telah mengakhiri Operation Decisive Storm berdasarkan permintaan pemerintah Yaman dan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi," kata Asiri seperti diberitakan BBC, Rabu (22/4/2015).
Kini Saudi Arabia mengaku akan melancarkan operasi berikutnya yang fokus pada solusi politik dan keamanan melawan terorisme di Yaman. Asiri mengatakan, pihaknya kemudian akan melakukan kampanye "Pemulihan Harapan" (Restoring Hope) untuk kembali membangun Yaman.
Koalisi saudi Arabia memastikan akan tetap mengawasi pergerakan milisi Houthi. "Kami akan terus mencegah milisi Houthi melakukan operasi apapun di Yaman," tegas Asiri.
Seperti diberitakan, koalisi Arab telah melakukan serangkaian serangan sejak 26 Maret untuk mengincar kelompok Houthi atau Zaidi Syiah di Ibukota Yaman, Sanaah. Houthi telah menguasai Sanaah pada September lalu dan memperluas kekuasaannya ke berbagai kota lain di Yaman.
Salah satu serangan koalisi Arab yang mengincar gudang senjata di Kota Sanaah meleset, dan mendarat di tempat lain. Efek ledakan cukup kuat, sehingga merusak sejumlah bangunan, termasuk Gedung KBRI.
Pemerintah Indonesia menyatakan protes keras terhadap serangan tersebut karena tidak hanya menyebabkan 70 persen gedung KBRI rusak, namun juga serangan bom itu membuat dua diplomat Indonesia luka-luka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News