Gencatan senjata ini memunculkan harapan mengenai sebuah perjanjian damai untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di negara kecil tersebut.
"Semua kubu sudah sepakat mengenai gencatan senjata permanen dalam kurun waktu 72 jam dari penandatanganan Dokumen Khartoum," ujar Menteri Luar Negeri Sudan Al-Dierdiry Ahmed di Khartoum, seperti dilansir dari AFP.
Kiir dan Machar menandatangani perjanjian itu di hadapan Presiden Sudan Omar al-Bashir.
Langkah terbaru menuju perdamaian di Sudan Selatan merupakan bagian dari upaya para pemimpin negara Afrika timur di tengah ancaman sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Beberapa perjanjian gencatan senjata pernah dicapai di Sudan Selatan, namun semuanya dilanggar.
Negosiasi di Khartoum terjadi usai pertemuan yang dimediasi Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed pekan lalu di Addis Ababa berakhir goyah.
Saat tiba di Khartoum, Kiir dan Machar mengekspresikan kesiapan mendiskusikan perdamaian. Dialog dibuka di tengah kehadiran Presiden Bashir dan Presiden Uganda Yoweri Museveni.
Perang di Sudan Selatan, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat empat juta lainnya telantar, terjadi sejak Desember 2013. Perang dimulai saat Kiir menuduh Machar sedang merencanakan kudeta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News