Pernyataan dilontarkan Sadr di situs resminya setelah ditanya mengenai pengumuman Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengenai tambahan pasukan ke Irak.
"Mereka adalah target bagi kami," ujar Sadr tanpa memberikan detail lebih lanjut, seperti dilaporkan Reuters, Minggu (17/7/2016).
Pekan lalu Carter mengumumkan AS akan mengirim tambahan 560 prajurit ke Irak untuk mendukung operasi militer pasukan lokal dalam merebut kembali Mosul dari tangan kelompok militan Islamic State (ISIS).
Tambahan tentara akan menjadikan total personel militer AS di Irak mencapai 4.650.
Sadr, yang mempunyai puluhan ribu pendukung di Irak, telah bertempur melawan pasukan AS bersama Pasukan Mahdi dalam invasi pada 2003.
Pasukan Mahdi dibubarkan pada 2008 dan diganti dengan Brigade Perdamaian, yang bertempur di bawah payung pemerintah untuk mengusir ISIS dari Baghdad pada 2014.
Ia juga pernah memimpin gerakan protes terhadap pemerintah Irak mengenai reformasi dan perang melawan korupsi. Pada April, pendukung Sadr membobol Zona Hijau di Baghdad dan masuk ke gedung parlemen.
Grup Syiah lainnya di Irak juga bertekad melawan pasukan AS di Irak, namun semua korban jiwa di kubu AS sejak 2014 diakibatkan ulah ISIS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News