Trump beberapa kali menyebut rencana perdamaian yang disusunnya sebagai "Perjanjian Abad Ini."
"Segala bentuk penentangan terhadap rencana perdamaian sebaiknya diselesaikan melalui negosiasi di bawah naungan Amerika Serikat," ucap pernyataan resmi dari Kerajaan Arab Saudi, Rabu 29 Januari 2020.
"Negosiasi diperlukan agar proses perdamaian (Israel-Palestina) dapat dilanjutkan," sambungnya, dikutip dari AFP. Saudi juga menyerukan agar Israel dan Palestina dapat segera memulai negosiasi secara langsung.
Para petinggi dan masyarakat Palestina menilai rencana perdamaian yang disusun AS tersebut bersifat bias terhadap Israel. Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh menganggap "Perjanjian Abad Ini" dapat memupuskan perjuangan bangsa Palestina.
Dalam laporan dari kantor berita Saudi Press Agency (SPA), Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud telah menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengenai rencana perdamaian Trump. Ia menekankan kembali posisi Saudi yang terus mendukung "perjuangan dan hak-hak masyarakat Palestina."
"Raja berada di belakang masyarakat Palestina dan terus mendukung opsi, harapan serta aspirasi mereka semua," tulis laporan di SPA.
Masih dari SPA, Presiden Abbas dilaporkan mengapresiasi sikap Saudi yang secara konsisten terus mendukung perjuangan Palestina.
Senin kemarin, Trump menggelar pertemuan terpisah dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan rivalnya, Benny Gantz, di Washington. Pertemuan dengan kedua tokoh terkait rencana perdamaian Timur Tengah.
PM Shtayyeh menilai rencana Trump cacat karena Palestina tidak ikut diundang dalam pembahasannya di Washington. Palestina menegaskan, rencana perdamaian apapun tidak dapat dijalankan tanpa melibatkan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id