Jubir Kemenlu RI Arrmanatha Nasir (Foto: Sonya Michaella/MTVN)
Jubir Kemenlu RI Arrmanatha Nasir (Foto: Sonya Michaella/MTVN)

Mahasiswa Indonesia Disarankan Tinggal di KBRI Ankara untuk Sementara

Sonya Michaella • 21 Juli 2016 13:20
medcom.id, Jakarta: Kementerian Luar Negeri RI untuk saat ini belum menerima laporan terkait kabar adanya rumah mahasiswa Indonesia yang didatangi polisi Turki di Ankara.
 
"Mungkin sudah ada, tapi saya harus cek lagi. Saya belum dapat info itu untuk saat ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir ketika ditemui di Kemenlu RI, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
 
Ia pun menekankan kembali bagi para mahasiswa yang menuntut ilmu di Turki agar tetap fokus pada tujuannya belajar di negara tersebut.
 
"Kami menekankan kepada mahasiswa Indonesia di Turki agar tetap fokus dan tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berbau politik di Turki," lanjutnya.
 
Mahasiswa Indonesia Disarankan Tinggal di KBRI Ankara untuk Sementara
Massa pendukung Pemerintah Turki (Foto: AFP)
 
 
Senada dengan Arrmanatha, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Internasional (PWNI & BHI) Kemenlu, Lalu Muhamad Iqbal juga belum menerima laporan terkait rumah mahasiswa Indonesia di Ankara yang didatangi polisi Turki.
 
"Saya belum dapat laporan itu, tapi tadi malam Kemenlu sudah koordinasi dengan KBRI Ankara perihal ratusan mahasiswa yang mendapat beasiswa dari yayasan milik Fetullah Gulen untuk tetap waspada," kata Iqbal kepada Metrotvnews.com.
 
Pihak Kemenlu melalui KBRI Ankara, kata dia, menawarkan para mahasiswa yang mencari rasa aman untuk sementara waktu untuk tinggal di Wisma KBRI Ankara.
 
Fettulah Gulen, ulama asal Turki yang hidup mengasingkan diri di Amerika Serikat (AS) dituduh sebagai dalang terjadinya kudeta militer Turki pekan lalu. 
 
Mahasiswa Indonesia Disarankan Tinggal di KBRI Ankara untuk Sementara
Warga Turki mendukung Presiden Erdogan (Foto: AFP)
 
 
Pria 75 tahun itu mengaku sudah tidak terlalu memusingkan ancaman Erdogan yang bertekad memulangkan dirinya. "Saya akan meninggal dunia suatu hari. Apakah saya meninggal di tempat tidur saya atau di penjara, saya tidak peduli," ucap Gulen. 
 
Setelah kudeta berakhir, Erdogan menahan 103 jenderal dan perwira serta memecat hampir 9.000 aparat. Ia mengaku mempertimbangkan menerapkan kembali hukuman mati agar kudeta tidak terulang di masa mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan